Video Game Metaverse Lokal Siap Ramaikan Pasar Indonesia
- VIVA/Misrohatun Hasanah
VIVA – Video game Bridge In Gain besutan Benua Integrasi Global siap meramaikan pasar gaming Tanah Air. Platform bertema metaverse ini menggunakan konsep realistik dan futuristik, di mana dunia virtual dibikin semirip mungkin dengan dunia nyata.
"Kami punya konsep dan teknologi yang belum pernah ada," klaim Kepala Eksekutif Benua Integrasi Global Alexander Zulkarnain, di Jakarta, Senin, 23 Mei 2022.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa setiap elemennya merupakan aset yang memiliki nilai ekonomi berupa nonfungible token (NFT) dalam smart chains binance (BEP-20).
Video game ini disajikan dengan tampilan futuristik utopia maupun distopia alias open world dengan menghadirkan beragam genre permainan seperti Sci-fi, MMORPG, FPS, hingga Hunting Adventure.
Bridge In Gain akan secara resmi melenggang di Indonesia pada Juli 2022. Bukan itu saja. Benua Integrasi Global juga menamai gedung di metaverse dengan nama-nama daerah di seluruh Nusantara agar bisa mendunia.
Selain metaverse, Alexander juga mengaku akan turut serta membawa teknologi Blockchain. Oleh karenanya, mereka menawarkan fitur yang dapat mengakomodasi para pelaku usaha dari berbagai bidang. Mulai dari BUMN, swasta hingga pelaku UMKM di Indonesia maupun dunia.
"Salah satu keunggulan Bridge In Gain adalah kemampuan berkomunikasi tanpa batas dari berbagai negara. Ketika melakukan komunikasi maka terjemahan akan otomatis muncul," ujar Alexander.
Video game metaverse Bridge In Gain juga memiliki fitur pendukung berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti untuk menambah penghasilan, berbisnis, kantor virtual, menjual aset 3 dimensi (NFT Marketplace), sampai edukasi VR (virtual reality).
Sebagai informasi, metaverse menjadi salah satu teknologi tiga dimensi, yang saat ini sering menjadi pembicaraan karena memungkinkan seseorang untuk menjelajah dunia virtual seolah kehidupan nyata.
Penerapannya bisa dilakukan di hampir semua bidang, mulai dari bisnis, ekonomi, pendidikan, teknologi informasi, hingga hiburan.
Kalangan modern terutama generasi Z atau Gen-Z, menjadi yang paling banyak menikmati dunia virtual yang mendekati nyata tersebut.
Metaverse sendiri lahir dari istilah yang diciptakan seorang penulis kelahiran Maryland, AS, Neal Stephenson. Ia mengarang novel bertajuk Snow Crash, yang diterbitkan pada 1992.
Ada beberapa elemen teknologi yang dilibatkan di dalamnya, termasuk virtual reality, augmented reality (AR), dan video. Dengan gabungan itu, pengguna bisa menikmati konser, konferensi hingga perjalanan keliling dunia tanpa harus beranjak dari kursi.