5 Hutan Sumatera Menakutkan dan Angker, Berani Berkunjung?
- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah.
VIVA – Hutan Sumatera menakutkan, hal ini karena Indonesia sering disebut sebagai Zamrud Khalistiwa, hal ini tidak terlepas karena jika dari angkasa kawasan Indonesia terlihat dengan warna hijau. Warna hijau tersebut merupakan sebagian besar wilayah Indonesia ditumbuhi bayak tumbuhan dan kita dapat sebut juga dengan hutan.
Hutan yang banyak jumlahnya di Indonesia ini sudah ada sejak lama, tak terkecuali juga hutan di Sumatera. Hutan-hutan memiliki cerita di setiap wilayahnya, berikut Viva rangkuman 5 Hutan di Sumatera yang terkenal angker dan menakutkan;
1. Hutan Bukit Barisan
Di Sumatera Barat ada Hutan Bukit Barisan yang dikenal angker oleh masyarakat sekitar. Ini dikarenakan hutan tersebut disebabkan oleh orang Bunian. Itu merupakan makhluk sebagai makhluk yang dikenal suka menyesatkan manusia.
Kalau ada orang yang berani masuk ke hutan tersebut, kemungkinan besar tidak bisa keluar dari sana. Tapi, jika orang tersebut bisa selamat, berarti orang tersebut memiliki kemampuan di luar nalar.
Ada cerita lain lagi, kawasan hutan yang memiliki makhluk ghaib disebut dengan orang bunian ini tidak sedikit para pengunjung atau pengguna jalan yang sengaja disesatkan oleh makhluk tersebut hingga masuk ke dalam hutan.
2. Hutan Gunung Lauser
Hutang Gunung Laluser yang berada di Sumatera ini terdapatbeberapa misteri yang tersimpan di dalamnya. Salah satunya adalah tentang keberadaan kera raksasa di sisi hutan selatan gunung. Kamu harus berhati-hati jika bertemu kera ini.
Selain kera raksasa, ada banyak cerita yang menyebutkan bahwa sering muncul makhluk-makhluk aneh di Gunung Leuser. Makhluk aneh ini disinyalir merupakan suku-suku pedalaman yang terisolir.
Cerita tentang binatang yang bernama Pulusan Gunung ini juga cukup populer. Pulusan dengan nama ilmiah Mustela Lutreolina kamera sangat cepat dan sulit dideteksi.
Selain orang bunian, Gunung Leuser juga dikenal oleh suku kerdil misterius yang bernama Suku Mante atau Suku Bante.
Mereka memiliki tubuh yang kerdil seperti orang bunian. Para pendaki dan pegawai TNGL juga pernah dilaporkan bertemu dengan suku ini.
3. Hutan Ghimbo Potai
Hutan Larangan Adat Ghimbo Potai terletak didesa Rumbio kecamatan Kampar kabupaten Kampar provinsi Riau.
Hutan ini memiliki luas lebih kurang 570 Ha, dengan berbagai spesies flora dan fauna yang hidup disana.
Beredar pula beberapa cerita mistis yang masih menjadi misteri dibalik indahnya hutan ini. Mulai dari adanya sebuah makam dengan panjang 7meter yang dapat berpindah-pindah tempat, ada juga sebuah perkampungan gaib di dalamnya, dan misteri penemuan anak yang sampai saat ini belum ditemukan.
Fakta ini diungkapkan secara langsung disaluran televisi ‘dunia lain trans7’ sekitar 2 tahun lalu. Arwah pasti membenarkan, dan satu pesan yang diamanatkan untuk kita semua agar tidak merusak hutan dan dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Hingga saat ini hutan ini tetap menjadi salah satu bentuk kearifan lokal dari masyarakat adat dalam rangka melestarikan begitu banyak manfaat yang terkandung di dalamnya, salah satunya sumber air bersih yang berasal dari udara.
Hutan ini dapat langsung digunakan masyarakat sebagai air minum, dan juga beberapa spesies tumbuhan yang tumbuh didalamnya dapat dijadikan pula sebagai obat tradisional.
4. Hutan Banyu Asin
Di dalam hutan ini terdapat Tugu larangan yang sebenarnya merupakan tempat wisat di Provinsi Sumatera Selatan. Masyarakat biasa disebut dengan Tugu Hutan Larangan.
Dinamakan Tugu Hutan Larangan karena di lokasi ini menyimpan sejumlah cerita. Konon bagi siapa saja yang memasuki kawasan hutan larangan ini akan kesurupan dan tidak sadarkan diri.
Mungkin karena peninggalan marga berpuluh-puluh tahun lalu, makanya hutan tersebut dikategorikan anker.
5. Hutan Rimba Keratung
Rimba Keratung yang luasnya 23 hektar, merupakan kawasan hutan larangan tersisa di Desa Serdang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Rimba Keratung terjaga karena angker yang dikenal. Bagi mereka yang mengganggu risiko hutan tersebut, pelakunya akan sakit.
Di kawasan ini mengalir Sungai Keratung yang tidak pernah kering meski musim kemarau panjang. Air sungai selain untuk persawahan, juga sumber air bersih dan sumber ikan.
Meskipun masyarakat memahami Rimba Keratung sebagai kawasan lindung, tapi hutan ini berada di kawasan hutan produksi Serudu. Agar Rimba Keratung tetap terjaga, Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan menawarkan skema perhutanan sosial.
Meski dikenal angker, sejumlah warga di luar Desa Serdang coba merambah atau menebang pohon di Rimba Keratung. Ada pelaku yang sakit setelah menebang pohon gaharu.
Rimba Keratung merupakan sumber udara bagi warga Desa Serdang.