Siap-siap, Layanan Telegram Tidak Gratis Lagi

Pendiri Telegram Pavel Durov.
Sumber :
  • Instagram/@durov

VIVA – Aplikasi pesan instan, Telegram, melakukan uji coba sistem langganan yang nantinya dinamakan Telegram Premium. Kini, aplikasi Telegram Premium telah muncul dengan versi beta yang artinya beberapa pengguna umum sudah bisa mencobanya.

Melansir situs The Verge, Rabu, 4 Mei 2022, aplikasi ini muncul di App Store dengan versi 8.7.2. Versi itu diduga bentuk uji coba langganan Telegram karena menunjukkan adanya set stiker dan emoji yang bisa diakses hanya lewat langganan berbayar.

Dalam versi beta itu, hal yang paling berbeda ditemukan dari layanan gratis adalah set stiker yang berbeda dan tentunya tidak bisa diunduh sembarangan oleh pengguna layanan tak berbayar.

Bagi penerima stiker yang bukan pengguna tak berbayar, saat mencoba mengunduh stiker premium maka pengguna akan diarahkan untuk berlangganan terlebih dahulu untuk mendapatkan stiker itu. Belum diketahui keunggulan lainnya dari layanan Telegram berbayar.

Meski demikian diduga nantinya layanan premium yang dimaksud Telegram akan berfungsi pada fitur-fitur lainnya yang dikembangkan oleh mereka seperti fitur akses aset kripto, fitur chatbot, hingga siaran langsung.

Secara resmi Telegram memang belum mau berkomentar dan menyebutkan bahwa layanan Telegram Premium akan segera tersedia untuk masyarakat luas. Namun memang ada rencana mengenai kehadiran layanan berbayar di aplikasinya sejak 2020.

Hal itu diungkap oleh pendiri Telegram Pavel Durov yang menyebutkan Telegram disiapkan untuk menghasilkan pendapatan setidaknya mulai 2021. Durov menjanjikan untuk layanan perpesanan yang saat ini gratis aksesnya dipastikan akan tetap bisa diakses untuk semua pengguna.

Namun, untuk fitur-fitur baru, nantinya mungkin pelanggan harus merogoh koceknya untuk dapat memanfaatkan fitur tersebut. Itulah mengapa Telegram akhir-akhir ini tidak hanya dikenal sebagai layanan aplikasi pesan instan tapi juga penyedia aplikasi super.

Penangkapan Bos Telegram Picu Perdebatan Sengit di Rusia

Artinya, pengguna bisa menggunakan banyak layanan hanya dari satu aplikasi. Tercatat saat ini Telegram telah memiliki 500 juta pengguna di layanannya dan pasti akan ada pengguna yang akan membayar untuk mendapatkan fitur-fitur yang ditawarkan Telegram di masa depan.

Profil Pavel Durov, CEO Aplikasi Telegram yang ditangkap Polisi
Ilustrasi nonton film porno.

Sindikat Acil Sunda Terbongkar, Jualan Pornografi Anak di Grup Telegram Berbayar Rp300 Ribu

Para tersangka menyebarkan konten video pornografi tersebut melalui telegram grup Meguru Sensei dan Acil Sunda.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024