Ini Dia Keuntungan dari Donor Darah
- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Donor darah secara rutin dapat membantu mengurangi kadar beberapa senyawa kimia sintetis beracun yang dikenal sebagai 'bahan kimia selamanya' yang bertahan di dalam tubuh, menurut sebuah studi baru.
Bahan kimia yang dikenal sebagai per-and poly-fluorinated alkyl substances (PFAS) ditemukan di benda-benda rumah tangga, seperti panci antilengket, bahan dan cat tahan noda atau air serta karpet dan pakaian.
Busa pemadam kebakaran lawas juga mengandung PFAS, dan penelitian menunjukkan bahwa petugas pemadam kebakaran memiliki kadar PFAS yang lebih tinggi dalam sampel darah daripada populasi umum.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bahan kimia ini hampir tidak pernah terdegradasi secara alami, mengutip dari situs Independent, Rabu, 27 April 2022.
Mereka dapat mempengaruhi paru-paru, menyebabkan asma, dan diketahui berpotensi karsinogenik. Studi juga menghubungkan PFAS dengan gangguan respons imun, obesitas, perubahan fungsi hati, dan berbagai penyakit lainnya.
"Mereka (petugas pemadam kebakaran) mengatakan tidak ingin bahan kimia ini masuk ke tubuhnya, mereka tidak ingin menjadi kelinci percobaan untuk melihat apa yang akan terjadi dalam 10, 20, 30 tahun kemudian," kata Peneliti Mark Taylor.
Sebuah studi baru dari sekitar 300 petugas pemadam kebakaran Australia telah menyarankan donor darah dan plasma darah secara teratur dapat membantu menghilangkan bahan kimia berbahaya dari tubuh.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal JAMA Network Open, para ilmuwan menilai 285 staf dan kontraktor Fire Rescue Victoria mengalami peningkatan kadar perfluorooctane sulfonate (PFOS) jenis PFAS yang umum digunakan dalam beberapa busa pemadam kebakaran.
Masing-masing peserta memiliki kadar serum PFOS 5 nanogram per mililiter (ng/mL) atau lebih, memenuhi syarat untuk mendonorkan darah dan tidak mendonorkan darah dalam tiga bulan sebelum penelitian.
Para peneliti, termasuk dari Universitas Macquarie di Australia, secara acak menugaskan 95 peserta untuk menyumbangkan plasma setiap enam minggu, 95 untuk menyumbangkan darah utuh setiap 12 minggu, dan 95 lainnya sebagai kelompok kontrol untuk diamati selama 12 bulan.
Sumbangan plasma ditemukan sebagai intervensi yang paling efektif mengurangi tingkat PFOS serum, rata-rata sebesar 2,9 ng/mL dibandingkan dengan pengurangan 1,1-ng/mL dengan donor darah.
Taylor bersama para peneliti menjelaskan bahwa penurunan kadar bahan kimia beracun kemungkinan karena PFAS terikat pada protein, terutama yang ditemukan dalam serum.
"Studi ini memberikan jalan pertama bagi individu yang terkena dampak untuk menghilangkan PFAS dari tubuh mereka dan memperbaiki efek paparan PFAS," kata mereka.
Donor plasma kemungkinan lebih efektif daripada donor darah karena petugas pemadam kebakaran di kelompok pertama mendonorkan darah setiap enam minggu, sementara mereka yang ada di kelompok terakhir menyumbangkan setiap 12 minggu.
Para peneliti juga mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan frekuensi ideal dan volume donasi yang efektif untuk menurunkan PFAS.