5 Fakta Twitter Dijual ke Elon Musk Rp634 Triliun

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Elon Musk.
Sumber :
  • Instagram @luhut.pandjaitan

VIVA – Baru-baru ini Elon Musk orang terkaya di dunia yang memiliki pengaruh luas pada politik dan masyarakat baru saja menghebohkan publik dengan membeli media sosial Twitter. Seperti yang kita tahu bahwa Twitter merupakan salah satu media sosial tempat seseorang membuat tweet dan mengungkapkan pendapatnya.

Deretan Fakta Menarik Jelang Pertandingan Timnas Indonesia vs Filipina, Skuad Garuda Punya Peluang Menang

Bagaimana Elon Musk membeli Twitter dan apa alasannya memilih Twitter? Berikut ini fakta Twitter dijual ke Elon Musk. 

Dibeli seharga Rp634 triliun

IHSG Ditutup Mendatar di Level 6.983, Saham ESSA hingga BRIS Kinclong

Untuk membeli Twitter Elon Musk ternyata harus merogoh koceknya sekitar $44 miliar atau setara dengan Rp634 triliun atau $54,20 per saham, untuk menjadikan perusahaan media sosial itu menjadi privat atau milik pribadinya.

Membuka kebebasan berbicara di Twitter

Kenali Peran Owner dan Founder dalam Bisnis, Jangan Salah Sebut Lagi!

Musk telah bersumpah untuk "membuka" potensi Twitter dengan melonggarkan pembatasan yang tidak adil pada kebebasan berbicara.

"Kebebasan berbicara adalah landasan demokrasi yang berfungsi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital dimana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," katanya seperti yang dikutip VIVA dari npr.org. 

Musk membuat tweet pada hari Senin, sebelum kesepakatan itu diumumkan, "Saya berharap kritik terburuk saya tetap ada di Twitter, karena itulah arti kebebasan berbicara."

Tetapi beberapa pengamat mengatakan jika Musk melonggarkan aturan konten, Twitter dapat dibanjiri oleh informasi yang salah dan postingan yang beracun.

Memborong saham Twitter

Musk diketahui mulai mengumpulkan saham Twitter sejak Januari lalu. Pada tanggal 4 April, dirinya mengungkapkan bahwa dia telah mengumpulkan 9% saham dan menjadikannya pemegang saham individu terbesar perusahaan.

Melarang spam dan bots

Setelah menjadi pemegang saham terbesar di Twitter Musk mulai menyerukan perubahan pada platform, termasuk melonggarkan aturannya tentang apa yang boleh diposting oleh pengguna, melarang bot yang memposting spam dan membuat algoritma publik

Menolak jadi dewan direksi

Musk seharusnya mengisi posisi dewan direksi (direktur kelas II) di perusahaan yang telah dibelinya tersebut karena menjadi pemegang saham terbesar. 

Namun Elon Musk ternyata menolak posisi tersebut dan batal menjadi direktur kelas II untuk perusahaan Twitter. Alasan dirinya menolak menjadi dewan direksi belum diketahui dan tidak ada keterangan lebih lanjut menenai hal itu. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya