Makam Firaun Ungkap Cara Melawan Iblis
- ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/djo
VIVA – Tutankhamun atau yang dikenal sebagai Raja Tut adalah salah satu Firaun besar paling terkenal yang pernah memerintah Mesir kuno.
Dikenal sebagai Boy King, ia naik ke tampuk kekuasaan pada usia 9 tahun ketika ayahnya, Ahkenaten, meninggal dunia pada 1334 Sebelum Masehi (SM).
Ia memerintah selama 10 tahun sampai kematiannya di usia 19 tahun pada 1324 SM, dan hampir tidak dikenal oleh dunia modern sampai pada 1922, ketika arkeolog Inggris Howard Carter memahat sebuah pintu dan memasuki makam yang telah disegel selama sekitar 3.200 tahun.
"Orang Mesir kuno memiliki 'asuransi' yang sangat besar. Mereka memiliki banyak jaring pengaman jika satu hal tidak berhasil, satu mantra tidak berfungsi maka ada mantra cadangan," ujar Egyptologist di American University of Cairo, Salima Ikram, seperti dikutip dari situs Express, Selasa, 26 April 2022.
Jika objek tersebut dihancurkan maka ada objek lain yang akan membantu Firaun ke tempat yang diinginkan. Ahli Mesir percaya bahwa inilah alasan Raja Tut membawa 5 ribu benda ke alam baka.
"Semakin banyak yang dibawa, semakin banyak kesempatan yang bisa dimiliki untuk mengalahkan iblis dan mengatasi rintangan di depannya," papar dia.
Hal-hal yang dimakamkan bersama jenazah dipercaya sebagai asuransi untuk melawan iblis yang membawa Firaun ke tempat yang diinginkan, yaitu surga. Raja Tut dimakamkan di sebuah makam yang sangat kecil.
Setelah Raja Tut meninggal dunia, makamnya dipenuhi dengan kekayaan yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang raja. Tetapi satu penemuan mengejutkan di makam itu telah membingungkan para arkeolog, yakni tubuh mumi dari dua bayi perempuan.
Hasil analisa DNA dari kedua mayat ini mengungkapkan bahwa mereka berdua kemungkinan besar adalah putri Tutankhamun, yang keduanya lahir mati.
Satu diyakini telah meninggal dunia sekitar usia empat bulan dan satunya lagi sudah cukup bulan karena memiliki alis, bulu mata, dan rambut halus di kepalanya.
Terlepas dari siapa ayah kedua mayat bayi perempuan ini, Ikram justru takjub melihat mayat yang dimumikan dengan sangat hati-hati.
Sementara itu, Egyptologist Joyce Tyldesley menambahkan jika putri Tutankhamum adalah 'polis asuransi utama melawan iblis'.
"Tutankhamun itu kaya raya. Dia bisa saja menggali kuburan untuk putri-putrinya kapan saja dia mau. Jadi, fakta bahwa tubuh mereka telah diselamatkan untuk dikuburkan bersamanya menunjukkan bahwa itu bukan hanya alasan praktis, tapi ada alasan ritual bagi mereka untuk berada di sana juga," jelas dia.
Para wanita dan anak perempuan sering kali berperan sebagai pelindung dalam seni Mesir kuno. Mereka berdiri di samping ayah mereka atau para dewa. Tyldesley mengatakan putri Tutankhamun mungkin telah menjadi peserta aktif dalam perjalanan ayah mereka ke surga.