Pengguna Internet di Indonesia Terancam
- Homeland Security Today
VIVA – Adopsi teknologi dalam bisnis di Indonesia jadi yang tertinggi di dunia, bahkan ketika pandemi COVID-19 sekali pun, menurut laporan Bank Dunia. Namun, tren ini masih membutuhkan kewaspadaan dan kesadaran keamanan seluruh pemangku kepentingan.
Seiring dengan kemajuan ini hampir 12 juta ancaman siber menargetkan pengguna di Indonesia selama tiga bulan pertama tahun ini, berdasarkan telemetri terbaru Kaspersky.
Meningkatnya ancaman siber di awal tahun selama periode Januari hingga Maret 2022, Kaspersky mendeteksi dan memblokir sebanyak 11.802.558 ancaman dunia maya berbeda yang ditularkan melalui Internet pada komputer pengguna KSN (Kaspersky Security Networks) di Indonesia.
Secara keseluruhan, 27,6 persen pengguna menjadi sasaran ancaman berbasis web pada periode ini. Angka tersebut meningkat 22 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, sebanyak 9.639.740 dan hanya sedikit menurun (2 persen) dari kuartal IV 2021.
Ini menempatkan Indonesia di urutan ke-60 di seluruh dunia dan peringkat pertama di Asia Tenggara dalam hal bahaya yang ditimbulkan dari berselancar di web.
Berkurangnya ancaman lokal yang berasal dari media yang dapat dipindahkan (removable media) atau metode offline lainnya dari Januari hingga Maret 2022, Kaspersky mendeteksi sebanyak 14.047.376 insiden lokal di komputer para partisipan KSN di Indonesia.
Secara keseluruhan, 29,9 persen pengguna dalam negeri diserang oleh ancaman lokal selama periode ini dan menunjukkan penurunan 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan 15 persen dibandingkan kuartal terakhir tahun lalu.
Penurunan ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan jarak jauh secara berkelanjutan yang meminimalkan penggunaan perangkat yang dapat dilepas di kantor.
"Kami melihat lebih banyak orang merangkul NFT, kripto, metaverse, bahkan gaya hidup investasi yang berkembang pesat di kalangan generasi muda. Tren ini juga harus diwaspadai dari semua pihak yang terlibat, karena para pelaku kejahatan siber selalu menunggu tren berikutnya untuk dieksploitasi," kata Manajer Umum Kaspersky Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, Senin, 25 April 2022.
Untuk menghindari ancaman siber, ia menyarankan pengguna online untuk berpikir keras sebelum mengklik tautan yang mencurigakan dalam email atau pesan teks. Jangan membuka email dari pengirim yang tidak dikenal sampai dapat memverifikasi keasliannya.