Dua Hal yang Membuat XL Axiata Tinggalkan 3G

Jaringan 3G dan 4G.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Operator telekomunikasi XL Axiata memastikan jika proses mematikan jaringan 3G sudah berjalan hingga 96 persen sejak kuartal IV 2021, dan sisanya akan dilakukan secara bertahap.

Smartfren dan XL Axiata Saling Mendalami Bibit, Bebet dan Bobot

"Ada 2 hal yang membuat kita akhirnya menonaktifkan jaringan 3G. Pertama, trafik panggilan suara (voice) turun sebesar 15 persen year on year (yoy). Kedua, trafik data yang meningkat hingga 34,4 persen yoy," kata Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, Jumat malam, 22 April 2022.

Menurut dia, jaringan 3G masih dominan di hampir semua operator telekomunikasi pada 2021 dan tahun-tahun sebelumnya. Jaringan generasi ketiga ini memang biasanya dipakai untuk layanan panggilan suara (voice).

Telkomsel, Indosat, XL Axiata dan Smartfren Dapat 'Warning'

"Sesuai mandat yang diterima di mana kami harus menjalankan operational excellence, yang salah satu yang paling besar kontribusinya adalah membuat jaringan efisien dengan memaksimalkan spektrum yang kami punya. Untuk teknologi yang paling terakhir, dalam hal ini adalah 4G," ungkap dia.

Namun, menurutnya, perlu waktu dan usaha yang lebih intens untuk migrasi pelanggan suara (voice) ke data, yang mana pelanggan masih menggunakan kartu SIM ke uSIM, atau mereka yang masih menggunakan feature phone atau ponsel jadul ke smartphone.

Incar Pasar Global, XL Axiata Caplok 100 Persen Saham Axiata Global Services

"Dan, sisanya akan dilakukan secara bertahap seiring kampanye kami untuk memaksimalkan dan memastikan migrasi dari 3G ke 4G berjalan dengan smooth," papar Gede.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo meminta seluruh operator telekomunikasi menonaktifkan jaringan 3G serta menjadikan 4G sebagai tulang punggung industri telekomunikasi dan secara bertahap mengembangkan jaringan 5G.

Selain itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2022 XL Axiata menyepakati pembagian dividen untuk pemegang saham sebesar Rp522 miliar atau 50 persen dari keuntungan setelah penyesuaian.

"Total dividen ini kurang lebih sebesar Rp552, miliar yang setara dengan Rp51 per saham," ujar Direktur Utama & Kepala Eksekutif XL Axiata Dian Siswarini.

Sisa dari keuntungan lainnya akan dipergunakan sebagai Alokasi Cadangan Umum sebesar Rp100 juta dan selebihnya dicatat dalam saldo laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha Perseroan.

Ia mengatakan rapat juga menyetujui memberikan kuasa dan wewenang kepada direksi perseroan dengan hak substitusi untuk menetapkan jadwal dan mengatur tata cara pembayaran dividen tunai dimaksud kepada para pemegang saham perseroan yang tercatat dalam daftar pemegang saham sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Rapat juga menyetujui Alokasi Cadangan Umum sebesar Rp100 juta, serta menyetujui sisa Rp735,63 miliar untuk dicatat dalam saldo laba ditahan untuk mendukung pengembangan usaha perseroan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya