Peneliti Segera Pecahkan Teka-teki Umur Manusia
- Pixabay
VIVA – Para peneliti telah menemukan bahwa ukuran dari suatu makhluk hidup adalah kunci untuk umur yang panjang. Hewan yang lebih kecil membakar energi lebih cepat daripada rekan mereka yang lebih besar.
Kini, penelitian baru dari Wellcome Sanger Institute di Cambridge, Inggris menunjukkan bahwa kecepatan kerusakan genetik bisa menjadi kunci untuk bertahan hidup.
Mereka percaya bahwa hewan yang berumur panjang mampu memperlambat laju mutasi DNA terlepas dari ukurannya.
Hal itu bisa menjelaskan bagaimana tikus mol telanjang yang memiliki panjang lima inchi bisa hidup lebih lama dari jerapah.
Tim menemukan bahwa tikus mol telanjang mengalami 93 mutasi dalam setahun dan jerapah hingga 99, melansir dari situs Express, Senin, 18 April 2022.
Sementara tikus mengalami hingga 796 mutasi selama satu tahun memungkinkan hidup selama 3,7 tahun. Perubahan genetik yang dikenal sebagai mutasi somatik terjadi secara alami di dalam sel.
"Menemukan pola serupa dari perubahan genetik pada hewan yang berbeda satu sama lain seperti tikus dan harimau sangat mengejutkan," ujar Peneliti Alex Cagan.
Tetapi aspek yang paling menarik dari penelitian ini adalah menemukan bahwa umur berbanding terbalik dengan tingkat mutasi somatik.
Hal ini menunjukkan bahwa mutasi somatik mungkin berperan dalam penuaan. Cagan dan tim peneliti menemukan secara keseluruhan bahwa semakin lama umur mamalia yang semakin lambat tingkat mutasi terjadi.
Mereka juga percaya kalau itu akan membuka pintu untuk memahami proses penuaan dan umur manusia.
Menurut Public Health England (PHE), harapan hidup rata-rata di Inggris pada 2020 adalah 78,7 tahun untuk pria dan 82,7 tahun untuk wanita.
Mutasi somatik telah dikaitkan berkontribusi terhadap penuaan sejak 1950-an, tetapi untuk mempelajarinya masih sulit.
Dengan kemajuan terbaru dalam teknologi pengurutan DNA, peneliti akhirnya dapat menyelidiki peran mutasi somatik dalam penuaan dan berbagai penyakit.