Fakta Air Zamzam yang Bikin Takjub
- VIVA/Dedy Priatmojo
VIVA – Air Zamzam diambil dari sumur di bawah Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi. Air Zamzam merupakan salah satu mukjizat Islam yang paling abadi, mewakili rahmat Tuhan.
Sumur Zamzam pertama kali muncul lima ribu tahun silam di bawah kaki Nabi Ismail AS setelah ibunya, Siti Hajar, berlari tujuh kali antara dua Bukit Safa dan Marwah mencari air untuk menyelamatkan putranya yang kehausan.
Sejarawan dan ahli geologi sepakat bahwa sumur Zamzam, yang terletak hanya 20 meter di sebelah timur Kabah di Masjidil Haram, hingga kini terus mengalir untuk memenuhi kebutuhan jutaan peziarah.
Menurut Saudi Geological Survey's Zamzam Studies and Research Center, nama Zamzam berasal dari frasa 'Zome Zome' yang berarti berhenti mengalir, sebuah perintah yang terus diucapkan Siti Hajar selama upayanya menahan mata air.
Mengutip situs Arab News, Selasa, 12 April 2022, air sumur itu selalu bersih tidak memiliki lumut, serangga, jamur, atau kotoran lainnya. Zamzam mengandung tingkat mineral alami yang lebih tinggi daripada air desalinasi normal.
Untuk alasan itu, air Zamzam memiliki rasa yang berbeda dan berat. Peziarah selalu ingin minum dari sumur dan membawa botol berisi air ke tanah air mereka karena diyakini sebagai sumber penyembuhan alami bagi orang sakit.
Sebelumnya, air Zamzam diambil dari sumur. Tapi saat ini pompa listrik mampu menyedot air di dalam sumur hingga 18,5 liter per detik.
Air zamzam berasal dari akuifer di bawah Mekah atau lapisan alluvium (pasir dan kerikil) di atas batuan pembawa air yang menyerap curah hujan dan limpahan dari perbukitan di sekitar kota suci.
Terlepas dari variasi musiman yang besar dalam curah hujan dan jumlah peziarah yang terus bertambah, sumur Zamzam tidak pernah sekali pun kering.
Dengan meningkatnya jumlah pengunjung yang datang untuk umrah dan haji, maka kebutuhan air zamzam juga meningkat pesat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak pengembangan untuk sumur. Biaya konstruksi proyek tersebut berjumlah lebih dari SR700 juta (Rp2,6 triliun).
Proyek ini menghilangkan banyak metode lama yang tidak profesional terkait dengan pemompaan, penyaringan, pendistribusian, dan pengisian air, menggantikannya dengan teknologi terbaru dan teraman.
Di masa lalu, air yang digunakan untuk botol secara manual dalam wadah yang berbeda ukuran, tanpa mengikuti proses pembotolan resmi, mengakibatkan pencemaran air yang tidak diinginkan.
Namun, dengan proyek baru ini, air Zamzam dipompa melalui pipa baja tahan karat bawah tanah ke pabrik KPZW (King Abdullah ibn Abdul-Aziz Project for Zamzam Water) di Kudai, sekitar lima kilometer selatan Masjidil Haram.
Air lalu dimurnikan dan disterilkan menggunakan filter dan sinar ultraviolet. Seluruh operasi dikendalikan juga dipantau di ruang kontrol pusat berteknologi tinggi.