Studi: Ada 16 Jenis Gaya Tidur Manusia

Ilustrasi menguap / mengantuk / tidur.
Sumber :
  • Pixabay/ victoria_borodinova

VIVA – Lebih dari 100 ribu data gaya tidur manusia di Inggris telah mengungkapkan 16 cara berbeda saat kita memejamkan mata di tempat tidur.

Lokasi Temuan Tengkorak di Ancol Terkuak, Bekas Tempat Kapal Zaman Belanda

Suatu hari nanti kluster ini memungkinkan para ahli untuk mendiagnosis insomnia dan preinsomnia terhadap individu.

Penelitian ini didasarkan pada data dari gelang pintar yang digunakan oleh Biobank Inggris untuk menentukan pola bangun dan tidur. Hal ini dilakukan dengan mengukur gerakan lengan dan kedutan peserta selama beberapa hari.

Lagi Gali Septic Tank, Warga Temukan Tengkorak Manusia di Ancol

Hasil studi jangka panjang tersebut menemukan sleepscape dunia nyata yang menunjukkan cukup beragamnya pola siklus tidur, menurut situs Science Alert, Rabu, 6 April 2022. Secara keseluruhan kluster dibagi menjadi lima kategori besar.

Mereka yang termasuk dalam kategori pertama umumnya mengalami insomnia dengan durasi tidur yang lama dan midwake, yaitu ketika terbangun di tengah malam. Sementara itu kategori lima adalah seorang tidur sepanjang malam tanpa tidur siang.

Bukan Nasi, Ini 4 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bikin Perut Buncit

Kluster 2 sampai 4 dibagi menjadi a dan b. 2a misalnya, adalah sekelompok orang yang menunjukkan jadwal tidur yang tidak teratur, mungkin sebagai indikasi kerja shift.

Kemudian, 2b didefinisikan oleh penulis sebagai tidur terfragmentasi dengan durasi tidur pendek. 3a merupakan kelompok yang mengalami insomnia dengan durasi tidur normal, dan 4a termasuk yang mengalami insomnia dengan durasi tidur pendek.

Kluster 3b dan 4b dibagi menjadi delapan subkategori tidur terfragmentasi. Data yang direkam dari orang-orang yang menggerakkan tangan mereka selama tidur tidak hanya dapat membantu mengidentifikasi mereka yang menderita insomnia, tapi juga membantu mengungkapkan yang paling berisiko, yakni masalah kesehatan mental atau fisik.

Namun, untuk sampai ke tahap itu, ilmuwan membutuhkan lebih banyak penelitian. Penelitian tambahan bisa dilakukan dengan pengukuran otak dan otot tidur untuk mengidentifikasi nuansa jet lag atau tipe pagi/malam. Kelompok yang diidentifikasi dalam penelitian ini masih perlu diverifikasi lebih lanjut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya