Transformasi Digital Diklaim Bisa Selesaikan 2 Tantangan Ini
- Pixabay
VIVA – Pandemi COVID-19 menjadi tantangan tersendiri bagi kegiatan belajar-mengajar. Mulai dari sulitnya mahasiswa mendapatkan akses 24 jam ke semua informasi dan layanan, sulitnya dosen menerapkan model pembelajaran luring, bauran, dan daring, serta melakukan publikasi dan penelitian.
"Dari ketiga tantangan ini ada dua yang saat ini masih belum teratasi, yaitu sulitnya mahasiswa mendapatkan akses 24 jam serta sulitnya dosen menerapkan model pembelajaran luring, bauran, dan daring," kata Widyawan, praktisi pendidikan dari Universitas Gadjah Mada, Jumat, 1 April 2022.
Menurutnya, aneka tantangan tersebut bisa diatasi dengan melakukan akselerasi transformasi digital perguruan tinggi, yang antara lain ditawarkan layanan Pijar Kampus.
Yakni, mengubah semua sistem administrasi dan proses perkuliahan menjadi dalam bentuk digital. Sebab, saat ini sebagian proses perkuliahan dilakukan secara online, baik proses belajar-mengajar, ujian, sampai mengurus semua berkas administrasi.
"Saat ini, perguruan tinggi di Indonesia sudah banyak menerapkan pembelajaran bauran atau blended learning, yaitu tatap muka langsung dan online," jelas Widyawan.
Dalam proses administrasi, lanjut dia, perguruan tinggi juga sudah mulai banyak yang melakukannya secara online seperti proses penilaian mahasiswa hingga mengisi jadwal kuliah.
Pada kesempatan yang sama, Soni Fajar Surya Gumilang, ahli ICT Assessment dari Telkom University, menambahkan jika transformasi digital kampus harus didukung rencana strategi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang kuat.
"Melalui penyusunan rencana induk TIK, maka dapat membantu perguruan tinggi membuat kebijakan akurat berdasarkan data yang diolah sistem terpadu," ungkap dia.
Mengeksplorasi Peran Transformasi Digital
Peran transformasi digital turut dieksplorasi dalam kemitraan strategis ini karena sebagai faktor penting dalam menjangkau segmen pelanggan secara skala besar.
