Dua Gumpalan Aneh di Dalam Bumi sedang Dianalisa

Planet Bumi.
Sumber :
  • Spacenews

VIVA – Bagian dalam Bumi bukanlah tumpukan lapisan yang seragam. Jauh di dalam lapisan tengahnya yang tebal terdapat dua gumpalan besar bahan termokimiawi. Para ilmuwan masih tidak tahu dari mana kedua struktur kolosal ini berasal atau mengapa mereka memiliki ketinggian yang berbeda.

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Serangkaian model geodinamika baru telah menemukan jawaban mengapa ketinggian keduanya berbeda. Reservoir tersembunyi ini terletak di belahan dunia yang berlawanan dan dilihat dari perambatan gelombang seismik yang dalam, gumpalan di bawah benua Afrika dua kali lebih tinggi dari yang ada di bawah lautan Pasifik.

Setelah menjalankan ratusan simulasi, penulis studi berpikir gumpalan di bawah Benua Afrika kurang padat dan kurang stabil daripada yang ada di Pasifik dan itulah mengapa gumpalan itu jauh lebih tinggi.

Kembangkan Desa Wisata Kampung Nelayan, Arutmin Indonesia Raih Penghargaan Subroto 2024

"Perhitungan kami menemukan bahwa volume awal gumpalan tidak mempengaruhi ketinggiannya," jelas ahli geologi Qian Yuan dari Arizona State University, Amerika Serikat (AS), seperti dikutip dari situs Science Alert, Minggu, 13 Maret 2022.

Ketinggian gumpalan sebagian besar dikendalikan oleh seberapa padat mereka dan viskositas mantel di sekitarnya. Gumpalan Pasifik dan Afrika pertama kali ditemukan pada 1980-an. Dalam istilah ilmiah, 'superplumes' ini dikenal sebagai large low-shear-velocity provinces (LLSVPs) yang besar.

Permintaan dari Negara Maju Turun Bakal Jadi Tantangan Industri Batu Bara

Jika dibandingkan dengan LLSVP Pasifik, studi saat ini menemukan LLSVP Afrika membentang sekitar 1.000 kilometer lebih tinggi (621 mil), yang mendukung perkiraan sebelumnya.

Perbedaan ketinggian yang besar ini menunjukkan bahwa kedua gumpalan ini memiliki komposisi yang berbeda. Tapi bagaimana ini berdampak pada mantel di sekitarnya, masih tidak jelas.

Kemungkinan sifat tumpukan Afrika yang kurang stabil dapat menjelaskan mengapa ada vulkanisme yang begitu intens di beberapa wilayah di benua itu. Itu juga bisa berdampak pada pergerakan lempeng tektonik yang mengapung di mantel.

Model seismik lain telah menemukan LLSVP Afrika membentang hingga 1.500 kilometer di atas inti luar, sedangkan LLSVP Pasifik mencapai ketinggian maksimum 800 kilometer.

Dalam percobaan laboratorium yang meniru interior Bumi, baik tumpukan Afrika dan Pasifik tampak berosilasi naik dan turun melalui mantel. Penulis studi mengatakan ini mendukung interpretasi mereka bahwa LLSVP Afrika mungkin tidak stabil dan hal yang sama bisa berlaku untuk LLSVP Pasifik.

Studi Artificial Intelligence (AI)

Pertama di Indonesia, Program Studi Artificial Intelligence (AI) Diluncurkan

Mulai dari informasi mengenai program studi yang ditawarkan, kehidupan kampus, hingga kegiatan akademik dan non-akademik, semuanya dapat dijawab dengan cepat dan mudah

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024