Instagram Bakal Tidak Bisa Diakses

Instagram.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Satu minggu setelah melarang Facebook di Rusia, agen komunikasi negara itu, Roskomnadzor mengumumkan akan melarang Instagram. Aturan ini berlaku mulai 14 Maret pukul 00:00 waktu setempat. 

Tentara Korut Ditarik dari Perbatasan Ukraina, Ada Apa?

Sementara larangan Facebook beralasan karena diskriminasi terhadap media Rusia, kali ini pemerintah mengklaim itu terjadi karena keputusan perusahaan induk Meta yang mengarahkan moderator untuk mengizinkan posting yang menyerukan kekerasan terhadap tentara Rusia.

Kepala Instagram, Adam Mosseri, mengatakan dalam sebuah tweet bahwa keputusan ini akan memotong komunikasi antara 80 juta orang Rusia satu sama lain dan dari seluruh dunia karena 80 persen orang di Rusia mengikuti akun Instagram di luar negara mereka. 

Sabotase Meningkat, Petinggi Militer NATO Imbau Pebisnis Bersiap Hadapi "Skenario Perang"

"Seperti yang Anda ketahui, pada 11 Maret Meta Platforms Inc membuat keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengizinkan posting informasi yang berisi seruan kekerasan terhadap warga Rusia di jejaring sosialnya, Facebook dan Instagram," kata Roskomnadzor. 

Moscow, Rusia

Photo :
  • pixabay
Intelijen Ukraina Bongkar Kiriman Ratusan Rudal Korut ke Rusia

Menurut negara itu, pesan yang beredar di jejaring sosial Instagram mendorong dan memprovokasi tindakan kekerasan terhadap orang Rusia. Sehubungan dengan itu Kantor Kejaksaan Agung Rusia menuntut agar Roskomnadzor membatasi akses ke jejaring sosial tersebut. 

"Karena akan membutuhkan waktu bagi pengguna Instagram aktif untuk mentransfer materi foto dan video mereka ke jejaring sosial lain dan memberi tahu kontak dan pelanggan mereka, Roskomnadzor memutuskan untuk menyelesaikan prosedur untuk memberlakukan pembatasan akses ke Instagram pada 14 Maret, pukul 00:00. Kami memberikan pengguna tambahan 48 jam sebagai masa transisi," lanjut mereka. 

Mengutip dari laman The Verge, Sabtu, 12 Maret 2022, agensi media milik negara Rusia, RIA Novosti melaporkan bahwa pemblokiran tersebut tidak akan berlaku untuk platform WhatsApp yang juga dimiliki oleh Meta. 

Juru bicara Meta, Andy Stone mengatakan, akibat dari invasi Rusia ke Ukraina, perusahaan untuk sementara mengizinkan bentuk ekspresi politik yang biasanya melanggar aturan mereka, seperti pidato kekerasan 'matilah penjajah Rusia'.

Tapi Meta masih tidak mengizinkan seruan yang kredibel untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia terhadap orang Rusia di platform. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya