XL Axiata akan Bersih dari 3G, Hanya Ada 4G dan 5G
- XL Axiata
VIVA – Operator telekomunikasi XL Axiata dipastikan 'membunuh' jaringan 3G dan memperluas layanan 5G. Jaringan generasi ketiga akan dimatikan permanen pada Maret 2022, sesuai arahan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo untuk memperluas jaringan 4G.
"Kami secara bertahap sudah mematikan 3G sejak tahun lalu. Pada akhir bulan Maret ini dipastikan jaringan 3G tidak ada lagi," kata Director and Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa, dalam konferensi pers virtual, Kamis, 24 Februari 2022.
Sebanyak lima ribu BTS 3G sudah dimatikan dan setiap harinya ada sekitar seribu BTS 3G yang dinonaktifkan. XL Axiata memiliki 22 ribu menara yang tersebar di 22 kota yang akan di-shutdown secara keseluruhan di kuartal pertama tahun ini.
"Pelanggan yang mengakses layanan suara (voice) sudah 60 persen dilakukan melalui aplikasi Over The Top (OTT) seperti WhatsApp yang menggunakan jaringan 4G. Layanan voice dengan jaringan 3G saat ini sudah sangat sedikit," ujar Gede.
Belum lagi kualitas dari Voice over LTE (VoLTE) yang semakin membaik bisa jadi solusi pelanggan yang ingin menggunakan layanan telepon. Penataan ulang jaringan 3G dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan.
Tujuan dari penghentian layanan 3G karena spektrum fekuensi yang digunakan lebih efisien jika dipakai untuk menggelar layanan 4G LTE. Apalagi saat ini 4G adalah tulang punggung layanan internet di Indonesia.
Dengan dipindahkannya spektrum dari 3G ke 4G, layanan data akan semakin baik dan efisien. Teknologi 4G juga akan jauh lebih efisien dalam memanfaatkan spektrum dibandingkan layanan 3G.
Lantas, bagaimana nasib pelanggan yang masih memakai layanan 3G? Gede mengungkap, selain bertahap menghentikan layanan 3G, XL Axiata juga terus melakukan sosialisasi terhadap pelanggan. Para pelanggan yang belum menggunakan USIM disarankan untuk berganti USIM agar bisa mendapatkan sinyal LTE.
Sementara bagi pelanggan yang belum memiliki perangkat berjaringan LTE, XL Axiata menyediakan program bundling perangkat yang didukung berbagai promo.
Menurut Gede, di beberapa tempat dengan jumlah pelanggan 3G cukup banyak, XL Axiata berupaya mempertahankan pelanggan-pelanggan tersebut dengan berbagai promo bundling dan kampanye promosi.
"Kami tidak ingin kehilangan mereka, tetapi market harus mengerti dan pemerintah sudah memperhitungkan dengan matang (untuk menghentikan layanan 3G)," tuturnya.
Gede berharap, nantinya Kominfo akan membuat keputusan resmi mengenai penghentian layanan 3G di 2022. Dengan begitu, industri bakal melakukan berbagai hal untuk menjaga bisnis, pelanggan, sekaligus manufaktur tetap bisa bertumbuh.
Perluasan 5G
Bukan itu saja. Gede mengaku terus berupaya meningkatkan kualitas jaringan data guna mengimbangi terus meningkatnya trafik penggunaan oleh pelanggan dari tahun ke tahun dan memasuki 2022 memperkuat infrastruktur layanan 5G.
"Salah satu tonggak terpenting dan utama perusahaan adalah memastikan ketersediaan spektrum dan perangkat," jelas dia. Pada awal 2022, perusahaan mengadakan uji coba co-existency 5G dan Fixed-Satellite Service (FSS) guna memastikan potensi pemanfaatan spektrum 3.5 GHz bagi 5G.
Uji coba salah satunya sudah dilaksanakan di kawasan sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, juga dilakukan bersama BRI dan Universitas Telkom.
XL Axiata juga akan ikut mendukung upaya pemerintah dalam membuktikan kesiapan Indonesia menggelar konektivitas broadband kecepatan tinggi, yaitu 5G, dan diharapkan akan mendorong pertumbuhan perangkat pendukungnya.
Implementasi program ini diantaranya akan dilaksanakan dalam ajang G20 yang akan dilaksanakan di sejumlah kawasan wisata, antara lain Danau Toba, Bali, Mandalika, dan Labuhan Bajo.
"Kami juga menghadirkan jaringan 5G secara terbatas di sejumlah kota guna mengenalkan lebih jauh mengenai teknologi telekomunikasi paling mutakhir tersebut kepada pelanggan dan masyarakat. Ada 16 titik 5G di 12 kota utama, yang mendapatkan sambutan cukup antusias dari masyarakat," ungkap Gede.