Mengejar Metaverse
- Bernard Marr
VIVA – Metaverse ramai diperbincangkan dan diprediksi akan menjadi teknologi di masa depan. Metaverse merupakan dunia virtual yang memungkinkan orang berinteraksi dan melakukan aktivitas seperti di dunia nyata.
Melalui metaverse, pengguna bisa mendatangi konser virtual, memesan makanan di restoran, bermain hingga membeli rumah secara online. Di metaverse, pengguna dapat membuat avatar sesuai keinginan mereka.
Avatar 3D adalah replika atau gambaran pengguna dalam bentuk animasi tiga dimensi yang dapat digunakan sebagai representasi pengguna di internet.
Perusahaan teknologi berbasis edukasi, Primeskills Edukasi Indonesia, mempertegas komitmennya untuk terus berinovasi dengan memanfaatkan metaverse dan teknologi imersif di sektor industri.
"Teknologi imersif yang dimaksud di sini yaitu Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Artificial Intelligence (AI), dan Gamification. Itu semua untuk membantu meningkatkan performa proses pembelajaran dan pendidikan," kata Kepala Eksekutif Primeskills Edukasi Indonesia, William Irawan, Sabtu, 19 Februari 2022.
Dengan membentuk ekosistem teknologi VR, ia menyediakan kurikulum dan pengembangan, termasuk penyediaan hardware headset dengan menggandeng Pico Interactive dan layanan purna jual.
William optimistis bahwa teknologi imersif yang dikembangkannya bisa mendukung pengalaman belajar yang lebih mendalam, memotivasi karyawan untuk meningkatkan keahlian dan pelatihan untuk menjadi tenaga kerja andalan di masa depan.
"Salah satu tantangan yang ada di industri saat ini adalah terutama di fase on-boarding dan learning and development (L&D) terutama di masa pandemi. Sebelumnya, kita sudah mencoba pembelajaran e-learning sebagai pengganti kegiatan tatap muka," paparnya.
Ia melanjutkan, meski kuat secara teoritis, metode e-learning memiliki kekurangan seperti minim practical skills.
Solusinya adalah mengubah metode pembelajaran pasif baik luring maupun daring yang kebanyakan masih dilakukan dengan tingkat efektivitas rendah.
"Misalnya, mendengarkan pengajar yang memiliki efektivitas lima persen, membaca materi sebesar 10 persen, dan audio visual sebesar 20 persen. Di sini, kami hadir dan mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran tersebut hingga 75 persen menggunakan teknologi dasar metaverse, yaitu VR," klaim William.
Pada kesempatan yang sama, Pendiri UMG Idealab, Kiwi Aliwarga, turut memberikan pandangannya terhadap teknologi edukasi digital dari sudut pandang investor.
Menurutnya, meski banyak negara lain yang telah lebih unggul di bidang metaverse, Indonesia berpotensi besar dalam mengejar ketertinggalannya.
"Saya sangat yakin Indonesia akan mampu mengejar dan sejajar di skala global karena kebanyakan orang Indonesia itu kreatif, terutama untuk menciptakan software di bidang metaverse," tuturnya.
Informasi saja, Primeskills Edukasi Indonesia telah menyelenggarakan acara virtual bertajuk Prime Expo 2022: Metaverse & Utilities.
Event ini melibatkan narasumber ahli dan praktisi di bidang teknologi, klien, serta mitra strategis, seperti UMG Idealab, Emerhub, PT Humani Santika Indonesia Heartspeaks Indonesia, Samsung R&D Indonesia (SRIN), serta PT Bank CIMB Niaga Tbk.