Minum Amer Kebal COVID-19, Cek Faktanya

Red wine/anggur merah (amer).
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Minum anggur merah atau amer dikaitkan dengan pengurangan risiko tertular COVID-19, menurut sebuah studi yang diterbitkan bulan lalu oleh Jurnal Frontiers in Nutrition.

China Diserang Virus Baru HMPV yang Menyebar Cepat, Bakal Sama Seperti COVID-19?

Tapi, penting untuk menyadari bahwa ada sejumlah alasan untuk berhati-hati dengan temuan ini.

Makalah tersebut menjadi salah satu contoh yang bagus mengapa banyak penelitian yang membahas diet dan kesehatan tidak dapat diandalkan dan perlu ditafsirkan dengan hati-hati.

5 Tahun Usai Pandemi COVID-19, Heboh Penyakit Baru Menyebar di China! Ini Faktanya

Ada beberapa alasan mengapa studi ini bisa menyesatkan. Salah satunya adalah bahwa minum antara satu hingga empat gelas anggur merah dalam satu minggu dikaitkan dengan sekitar 10 persen pengurangan risiko terpapar COVID-19.

Sementara minum lima gelas atau lebih amer per minggu dikaitkan dengan penurunan risiko 17 persen. Minum anggur putih dan sampanye juga mempunyai pengaruh meski efeknya lebih kecil dibandingkan dengan anggur merah.

Studi: Suhu Normal Tubuh Manusia Tak Lagi 36,6 Derajat Celcius

Sebaliknya, minum bir dikaitkan dengan 7-28 persen peningkatan risiko. Sulit untuk mengidentifikasi pola yang jelas dengan beberapa temuan lain.

Misalnya, mengkonsumsi minuman beralkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko tertular COVID-19. Sedangkan minum anggur yang diperkaya, hanya dalam dosis kecil, hanya tampak membuat kebal.

Meskipun penelitian ini memiliki jumlah peserta yang mengesankan, namun analisisnya hanya melibatkan pencarian hubungan antara pola konsumsi alkohol dan diagnosis COVID-19, menurut situs Science Alert, Jumat, 18 Februari 2022.

Karena ini adalah studi observasional di mana data dikumpulkan dan dianalisis dari orang-orang yang menjalani kehidupan mereka secara normal, peneliti mengatakan minum anggur merah dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah terinfeksi COVID-19.

Seseorang tidak dapat mengatakan bahwa minum amer dapat mengurangi risiko. Hal ini mencerminkan perbedaan antara peminum anggur merah dan mereka yang mengembangkan penelitian soal COVID-19.

Fenomena ini disebut 'confounding' dan sangat sulit untuk sepenuhnya menghilangkan efek confounding dalam studi observasional untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

Meskipun para peneliti berusaha untuk menyesuaikan hasil secara statistik untuk memperhitungkan beberapa pembaur yang jelas dalam penelitian ini (seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan) jenis penyesuaiannya tidak sempurna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya