Menekan Human Error Lewat Influencer
- Pixabay
VIVA – Kelalaian manusia atau human error merupakan kesalahan tidak disengaja dan di luar kesadaran yang dilakukan oleh manusia sehingga menyebabkan kecelakaan.
Menurut Rasmussen (1926), human error adalah tindakan manusia yang menyebabkan sistem berjalan kurang memuaskan. Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi di jalanan, pada umumnya terbagi menjadi faktor dua penyebab.
Pertama, kecelakaan terjadi karena ada pelanggaran aturan lalu lintas dan kedua, faktor human error.
Pelanggaran biasa jadi penyebab kecelakaan di jalan perkotaan, seperti melawan arus, melanggar lampu lalu lintas, dan pelanggaran lainnya. Sedangkan human error, biasa menjadi penyebab kecelakaan dalam kondisi kendaraan berkecepatan tinggi, misalnya jalan tol.
Human error ada tiga bentuk, yaitu skill based error, lost of situation awareness, dan lost of control.
Hasil kajian yang dilakukan Jasa Raharja bersama Universitas Airlangga Surabaya menyebutkan kecelakaan lalu lintas yang terjadi saat ini, selain karena faktor kendaraan yang tidak layak untuk dioperasionalkan, juga terkait human error atau kelalaian manusia turut menjadi faktor dominan.
"Human error pada pengendara mobil terjadi akibat kesalahan manusia seperti kelelahan, mengantuk, dan kehilangan konsentrasi lalu didukung dengan perilaku berkendara dengan kecepatan tinggi," kata Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono, Kamis, 10 Februari 2022.
Sementara untuk pengendara motor, ia menyebut human error berupa berkendara dengan kecepatan tinggi saat berkendara disebabkan karena kurangnya pengetahuan, kondisi fisik, dan kondisi mental yang kurang memadai.
Data pendukung lainnya menunjukkan bahwa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas berasal dari human error sebesar 61 persen, prasarana dan lingkungan 30 persen, serta kendaraan 9 persen.
"Untuk itulah kami melakukan upaya-upaya dalam rangka menurunkan angka laka lantas," jelas dia.
Upaya tersebut di antaranya menggelar program edukatif serta berkolaborasi dengan influencer guna membentuk suara publik yang kuat terhadap program pencegahan kecelakaan lalu lintas yang dilakukan secara berkesinambungan melalui media sosial, media elektronik dan cetak.
Seperti diketahui, awal tahun ini, publik dikejutkan oleh beberapa kejadian memilukan laka lantas yang menelan banyak korban jiwa. Seperti persimpangan Muara Rapak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur yang menewaskan 4 orang dan 4 orang luka berat pada Jumat, 21 Januari. Diduga kecelakaan disebabkan truk tronton mengalami rem blong.
Lalu, pada Kamis dinihari, 3 Februari, sebanyak 6 orang meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Jalan Doloksanggul-Pakkat KM 02-03, tepatnya di Desa Hutabagasan, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Kabar menyedihkan baru saja diterima beberapa hari yang lalu dari Bantul, Yogyakarta, tepatnya Minggu, 6 Februari, di mana satu unit bus pariwisata menabrak tebing dan menyebabkan 13 orang di dalamnya meninggal dunia.