Varian Terbaru HIV Sangat Mematikan, Penularan AIDS Lebih Cepat

Virus HIV.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Peneliti Oxford di Inggris mengumumkan penemuan jenis Human Immunodeficiency Virus (HIV) baru yang sangat mematikan yang sudah mengintai Belanda beberapa dekade dan tampaknya menyebabkan penularan Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang lebih cepat dibandingkan dengan versi virus lainnya.

Kelompok Usia 20-24 Tahun, Tempati Jumlah Pengidap HIV/AIDS Terbanyak Kedua di Indonesia

Namun begitu, berkat efektivitas pengobatan, hal itu dianggap 'tidak perlu dikhawatirkan'. Analisis peneliti Oxford yang diterbitkan di Jurnal Science menunjukkan, pasien yang terinfeksi dengan HIV "varian VB” memiliki tingkat virus 3,5 hingga 5,5 kali lebih tinggi dalam darah dibanding mereka yang terinfeksi varian lain.

Akibatnya, sistem kekebalan tubuh juga cepat menurun. Penelitian ini juga menemukan bahwa setelah memulai pengobatan, individu dengan varian VB memiliki pemulihan sistem kekebalan dan kelangsungan hidup yang serupa dengan individu varian HIV lainnya.

1.000 Napi HIV Diusulkan Dapat Amnesti dari Presiden Prabowo

"Tidak ada alasan untuk khawatir dengan varian virus baru ini,” kata Ahli Epidemiologi Oxford Chris Wymant, seperti dikutip dari situs Livescience, Sabtu, 5 Februari 2022. Menurut para peneliti, kemungkinan varian baru muncul pada akhir 1980-an dan awal 1990-an di Belanda, tetapi mulai menurun sekitar 2010.

Tim peneliti percaya bahwa pengobatan HIV yang meluas di Belanda tidak berkontribusi pada evolusi virus, di mana deteksi dini dan pengobatan adalah yang terpenting.

Kenali Penyakit Sifilis, IDI Botawa Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

"Temuan kami menekankan pentingnya pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa individu yang berisiko tertular HIV memiliki akses tes rutin untuk memungkinkan diagnosis dini, diikuti dengan pengobatan segera," tuturnya.

Hasil penelitian tersebut juga mendukung teori bahwa virus dapat berevolusi menjadi lebih ganas. Varian Delta adalah contoh terbaru lainnya. "Penemuan varian baru HIV harus menjadi peringatan bahwa kita tidak boleh terlalu percaya diri mengatakan virus hanya akan berevolusi menjadi lebih ringan,” ungkap Wymant.

Secara total, tim menemukan 109 orang terinfeksi varian VB, di mana empat di antaranya tinggal di luar Belanda, tetapi masih di kawasan Eropa Barat. Virus HIV terus berkembang, sehingga setiap orang yang terinfeksi memiliki versi yang sedikit berbeda. Varian VB yang ditemukan, memiliki lebih dari 500 mutasi.

"Menemukan varian baru adalah hal biasa, tetapi menemukan varian baru dengan sifat yang tidak biasa, bukanlah hal yang biasa — terutama yang meningkatkan virulensi,” jelas Wymant.

Tim peneliti pertama kali mengidentifikasi varian VB pada 17 orang dengan HIV positif dan menguraikan kumpulan data yang luas dari proyek BEEHIVE, sebuah inisiatif pengumpulan dan analisis data di Eropa dan Uganda, dilansir dari Deutsche Welle.

Karena, menurut Peneliti Katie Atkins, 15 dari 17 kasus berasal dari Belanda, mereka mempelajari lebih lanjut data dari 6.700 orang Belanda yang HIV positif dan mengidentifikasi 92 lainnya.

Kemunculan paling awal dari varian VB dalam data mereka ditemukan pada seseorang yang didiagnosis pada 1992 yang memiliki varian versi awal, dan terbaru diketahui pada 2014.

Peneliti lain sejak itu menemukan individu lain dengan varian yang didiagnosis setelah 2014. Dokter biasanya mengukur penurunan sistem kekebalan HIV dengan memantau penurunan sel T CD4, yang ditargetkan oleh virus HIV dan sangat penting untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Pada pasien yang terinfeksi varian VB, penurunan CD4 terjadi dua kali lebih cepat dibandingkan varian lainnya menempatkan mereka pada risiko mengembangkan AIDS jauh lebih cepat. Selain dampak varian baru yang meningkat pada sistem kekebalan, tim juga menemukan varian VB lebih mudah menular.

Mereka sampai pada kesimpulan itu setelah membandingkan versi berbeda dari varian VB yang diambil dari pasien yang terinfeksi. Fakta di mana virus pada jenis varian tersebut mampu berpindah dengan cepat ke orang lain sebelum dapat mengakumulasi banyak mutasi.

"Karena varian VB menyebabkan penurunan kekuatan sistem kekebalan yang lebih cepat, maka penting bagi individu untuk didiagnosis lebih awal dan memulai pengobatan sesegera mungkin. Ini membatasi jumlah waktu HIV dapat merusak sistem kekebalan individu dan membahayakan kesehatan mereka," tutur Atkins.

Perbedaan-perbedan itu sebelumnya dianggap sebagian besar berhubungan dengan sistem kekebalan individu itu sendiri. Para peneliti mengatakan mereka tidak dapat mengidentifikasi mutasi genetik mana dalam varian VB yang menyebabkan virulensinya, tetapi mereka berharap penelitian di masa depan dapat melakukannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya