Gelombang Radio Aneh Ditemukan di Alam Semesta

Alam semesta.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Saat memetakan gelombang radio di seluruh alam semesta para astronom menemukan benda langit yang melepaskan semburan energi raksasa. Fenomena seperti itu belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Perang Bintang AS dan China

Objek luar angkasa yang berputar terlihat pada Maret 2018 itu memancarkan radiasi tiga kali per jam. Itu menjadi sumber gelombang radio paling terang yang dapat dilihat dari Bumi, seperti dikutip dari situs Phys, Sabtu, 29 Januari 2022.

Para astronom berpikir kalau fenomena tersebut mungkin sisa dari bintang yang runtuh, baik bintang neutron padat atau bintang katai putih mati dengan medan magnet yang kuat.

Perlombaan ke Luar Angkasa Memanas, Enggak Nyangka Rekor Baru Terpecahkan

"Objek ini muncul dan menghilang selama beberapa jam selama pengamatan kami. Itu benar-benar tidak terduga dan agak menakutkan bagi seorang astronom karena tidak pernah ada yang seperti itu sebelumnya," kata Astronom Natasha Hurley-Walker.

Jarak objek itu sekitar 4.000 tahun cahaya jauhnya. Objek ruang angkasa yang menyala tampak hidup dan mati dikenal sebagai transien. Namun, objek baru yang sangat terang ini hanya menyala selama sekitar satu menit per 18 menit.

Pasukan Khusus Dikirim untuk Bawa Pulang 2 Astronot Hidup-hidup

Hurley-Walker juga mengatakan jika pengamatan mereka mungkin cocok dengan definisi periode ultra-long magnetar. Magnetar biasanya menyala dalam hitungan detik, tetapi objek ini membutuhkan waktu lebih lama.

"Ini adalah jenis bintang neutron yang berputar perlahan yang telah diprediksi ada secara teoritis. Tapi tidak ada yang menyangka bisa dideteksi secara langsung karena kami tidak menyangka kalau objek itu begitu terang," kata Hurley-Walker.

Meski begitu, ia tidak tahu bagaimana hal seperti itu mengubah energi magnet menjadi gelombang radio. Hurley-Walker bersama para astronom akan terus memantau objek tersebut untuk melihat apakah bisa menyala kembali. Sementara itu mereka mencari bukti objek serupa lainnya.

"Deteksi lebih lanjut akan memberi tahu para astronom apakah ini peristiwa langka yang hanya terjadi satu kali atau populasi baru yang besar yang belum pernah kami perhatikan sebelumnya," tutur Hurley-Walker.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya