Teka-teki Medan Magnet di Bulan
- Freepik
VIVA – Beberapa batuan di Bulan berusia lebih dari 3 miliar tahun dan nampaknya telah terbentuk di medan geomagnetik yang kuat seperti yang ada di Bumi. Bulan tidak memiliki magnetosfer karena benda itu terlalu kecil dan padat sehingga membeku sampai ke intinya.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa permukaan Bulan terkena ledakan singkat aktivitas medan magnet yang intens. Dalam studi terbaru, peneliti dari Stanford dan Brown University, Amerika Serikat (AS) telah mengusulkan model yang menggambarkan bagaimana medan magnet yang berumur pendek namun kuat ini dapat terbentuk.
"Alih-alih berpikir tentang bagaimana memberi daya pada medan magnet yang kuat secara terus-menerus selama miliaran tahun, mungkin ada cara untuk mendapatkan medan berintensitas tinggi secara berkala," kata Ilmuwan Planet Alexander Evans, seperti dikutip dari Science Alert, Senin, 17 Januari 2022.
Model ini menunjukkan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi dan hal tersebut konsisten dengan apa yang ilmuwan ketahui tentang interior Bulan. Pada usia satu miliar, inti Bulan tidak jauh lebih panas daripada mantel di atasnya.
Itu berarti panas dari bagian dalam Bulan tidak menghilang yang biasanya menyebabkan material cair bergerak. Material yang lebih ringan dan lebih panas cenderung naik sampai mendingin, sedangkan material yang lebih padat dan lebih dingin tenggelam hingga memanas.
Ada sesuatu yang menghasilkan medan magnet. Saat usia satelit alami Bumi itu masih muda, lautan batuan cair kemungkinan menutupi Bulan. Lalu, saat objek mendingin maka batuan ini akan memadat dengan kecepatan yang sedikit berbeda.
Mineral terpadat seperti olivin dan piroksen akan tenggelam ke dasar dan mendingin terlebih dahulu. Sedangkan elemen yang lebih ringan seperti titanium akan melayang ke atas dan mendingin.
Namun, batu yang kaya titanium akan memiliki berat lebih dari yang ada di bawahnya, menyebabkan bongkahan di dekat kerak Bulan jatuh melalui mantel dan langsung ke intinya.
Para peneliti berpikir efek tenggelam ini berlanjut hingga setidaknya 3,5 miliar tahun yang lalu dengan setidaknya seratus gumpalan bahan kaya titanium menghantam dasarnya dalam satu miliar tahun.
"Anda bisa menganggapnya seperti setetes air yang mengenai wajan panas. Anda memiliki sesuatu yang sangat dingin yang menyentuh inti dan tiba-tiba banyak hawa panas keluar. Hal itu menyebabkan pengadukan di inti meningkat yang memberinya medan magnet kuat yang terputus-putus," jelas Evans.
Model baru tersebut juga dapat membantu menjelaskan mengapa batuan Bulan yang berbeda menunjukkan tanda medan magnet yang berbeda. Magnetosfer Bulan mungkin bukan fenomena yang konstan atau konsisten.