Smartfren Minta Doa Restu Masyarakat Indonesia
- Istimewa
VIVA – Pertengahan tahun lalu, operator telekomunikasi Smartfren melakukan uji coba jaringan 5G menggunakan mmWave (Milimeter-wave) atau frekuensi pita tinggi 26-28 Ghz, atau 10 kali lipat lebih tinggi dibanding frekuensi yang saat ini digunakan perangkat seluler.
Sayangnya, hingga kini belum terlihat hilal Smartfren akan menyusul Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, dan XL Axiata yang sudah lebih dahulu menggelar jaringan generasi kelima. Ketika ditanya mengenai hal tersebut, operator telekomunikasi milik Grup Sinarmas ini meminta doa restu.
"Tentu saja (5G) jadi agenda kita. (Sekarang) Sedang dalam proses. Kami pelopor 3G dan 4G, juga mungkin yang pertama membawa ponsel 4G di bawah Rp1 juta yang banyak dipakai masyarakat luas. Jadi, 5G tetap agenda penting kami di tahun ini," kata Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim, Jumat, 14 Januari 2022.
Ia juga mengaku bersyukur karena pada tahun lalu berhasil menggaet sekitar 34 juta pelanggan, jumlah yang sangat membanggakan. Tahun ini pun mereka berharap bisa mencetak hingga 45 jutaan pelanggan.
Sebelumnya, Direktur Utama Smartfren Merza Fachys mengaku tidak ingin terburu-buru menggelar 5G karena jaringan generasi kelima itu bukan sekadar layanan yang digunakan untuk melihat film, video atau hanya melakukan obrolan pesan instan.
"Sangat disayangkan jika hanya digunakan untuk layanan seperti itu. Karena 5G adalah teknologi yang menjanjikan banyak hal, baik dari kecepatan, kapasitas, latensi dan lain-lain," jelas Merza.
Oleh sebab itu, mmWave harus betul-betul memanfaatkan teknologi ini untuk kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia, tidak sekadar untuk dinikmati hal-hal yang bersifat hiburan atau chatting karena teknologi sebelumnya atau 4G sudah tidak ada kurangnya untuk hal seperti itu.