Jangan Putus Asa Belajar, Banyak Jalan Menuju Roma
- Pixabay
VIVA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, melalui aplikasi digitalisasi pendidikan Pijar, merilis menu Pijar Kelas guna membantu guru dan siswa melakukan kegiatan belajar-mengajar (KBM) online secara gratis.
Tribe Leader Ekosistem Edukasi Telkom Indonesia Djufri Ardian mengatakan Pijar Kelas sebagai fitur gratis dari subproduk Pijar Sekolah ini bisa menjadi platform pilihan yang bisa digunakan membantu guru dan sekolah untuk proses belajar-mengajar secara digital.
"Juga untuk proses belajar hybrid secara lebih efisien dan menyenangkan," katanya, Sabtu, 18 Desember 2021. Menurut dia, Pijar Kelas dihadirkan guna berkontribusi membangun dan menciptakan digitalisasi pendidikan secara merata di Indonesia.
Salah satunya dengan mempermudah dan memfasilitasi sekolah dan guru melaksanakan proses belajar-mengajar secara digital.
"Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, Pijar Kelas hadir dengan beberapa fitur andalan yang dimiliki Pijar Sekolah. Di antaranya fitur modul atau tugas, kelas virtual, dan ujian pendidikan kesetaraan," tutur Djufri.
Pijar Sekolah sudah diimplementasikan di lebih dari 25 sekolah termasuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dengan total puluhan ribu siswa.
Aplikasi ini juga memiliki ribuan konten digital. Mulai dari buku digital interaktif, buku digital, video pembelajaran, hingga laboratorium maya.
Fitur lengkap Pijar Sekolah adalah Manajemen Sekolah, Ujian Sekolah Berbasis Aplikasi, Buku Digital, Latihan Soal, Bank Soal, Buku Digital Interaktif, Video Pembelajaran, Laboratorium Maya, dan Absensi.
Pijar yang dihadirkan Telkom Indonesia memiliki 5 subproduk dengan fokus dan target yang berbeda. Yakni, Pijar Sekolah dan Pijar Belajar untuk siswa dasar menengah, Pijar Kampus (perguruan tinggi), Pijar Mahir (masyarakat umum), dan Pijar Corpu (profesional).
Pijar dihadirkan guna menjadi solusi atas kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas lebih dari 1,9 juta kilometer persegi yang menciptakan tantangan dinamis pada ekosistem edukasi di Indonesia.
Mulai dari tidak meratanya kualitas pendidikan, ketidaksesuaian keahlian dengan permintaan lapangan kerja dan industri, hingga rumitnya proses administrasi di sekolah maupun kampus, mengakibatkan permasalahan di berbagai sektor pendidikan.