Kebijakan Baru WhatsApp Jadi Pintu Masuk Pedofil

WhatsApp.
Sumber :
  • Operation Eagle

VIVA – Baru-baru ini, WhatsApp memberi pilihan kepada penggunanya untuk menghilangkan pesan mereka setelah 24 jam. Tapi, kebijakan ini langsung menuai kritik dari badan amal anak-anak.

Transkrip Pesan Suara Bisa dari WhatsApp

Adalah National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), badan amal anak-anak di Inggris, yang bilang kalau menghilangkan pesan setelah 24 jam itu merupakan ide yang sangat buruk dan akan menciptakan 'koktail beracun'.

"Orang jahat (pedofil) menargetkan anak-anak di platform terbuka seperti Instagram sebelum akhirnya mereka (pedofil) memindahkan percakapannya ke WhatsApp untuk (melakukan) pelecehan lebih lanjut di mana kemungkinan deteksinya lebih kecil,” tegas Head of Child Safety Online Policy NSPCC, Andy Burrows.

Istana Sebut Pelapor ke Layanan "Lapor Mas Wapres" via WhatsApp Banyak yang Iseng

Keputusan yang buruk itu, menurutnya, sangat memungkinkan para predator seksual alias pedofil dengan cepat menghapus bukti pelecehan terhadap anak, sehingga semakin sulit bagi penegak hukum untuk menuntut pelanggar dan melindungi anak-anak.

Burrows juga menambahkan jika kombinasi pesan yang menghilang dengan enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) akan mencegah penegak hukum dan platform teknologi melihat pesan antara pengirim dan penerima, seperti dikutip dari laman The Guardian, Kamis, 9 Desember 2021.

WhatsApp akan Hadirkan Fitur Baru untuk Lacak Asal Foto

Pada November tahun ini, Meta (Facebook) mengumumkan bahwa enkripsi ujung ke ujung (end-to-end encryption) akan dilakukan paling cepat pada 2023, satu tahun lebih lambat dari yang diharapkan.

Kepala Keamanan Meta Antigone Davis mengaku akan mendeteksi penyalahgunaan menggunakan data yang tidak dienkripsi, seperti informasi akun dan laporan dari pengguna.

Pendekatan serupa juga memungkinkan WhatsApp untuk membuat laporan kepada otoritas setempat mengenai keselamatan dan perlindungan anak.

"Tinjauan kami terhadap beberapa kasus baru menunjukkan bahwa kami masih dapat memberikan informasi penting kepada pihak berwenang. Bahkan, jika layanan tersebut sudah dienkripsi sekalipun," katanya.

Seperti diketahui, WhatsApp menambahkan fungsionalitas baru ke fitur pesan yang menghilang yang memungkinkan pengguna mengatur pesan dalam obrolan untuk dihapus secara otomatis setelah jangka waktu tertentu.

Anak perusahaan Meta (Facebook) ini mengatakan pengguna akan memiliki opsi untuk mengaktifkan pesan menghilang secara otomatis untuk satu atau semua obrolan, sehingga semua pesan di masa mendatang akan dihapus secara otomatis dari layanan.

Aplikasi pesan instan paling populer itu juga memberi pengguna lebih banyak opsi untuk berapa lama sebelum pesan dihapus.

Ketika fitur ini pertama kali diluncurkan pada November 2020, pengguna hanya memiliki opsi untuk menghilangkan pesan setelah 7 hari. Nah, ke depannya, akan ada opsi untuk menghapusnya selain pilihan yang sudah ada, 24 jam atau 90 hari.

Chriesty Barends, Anggota DPR RI

Anggota DPR Dukung Langkah Menkopolkam Lindungi Pelajar Dari Bahaya Judi Online

Langkah pemerintah melalui Menkopolkam Budi Gunawan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya judi online, mendapat dukungan dari anggota Komisi X DPR RI, Chriesty Barends.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024