Spotify Siap-siap Ditinggal Pengguna
- Pixabay
VIVA – Aplikasi pemutar musik yang pernah mendominasi hingga memiliki 80 juta pengguna aktif di seluruh dunia pada era akhir 1990 hingga pertengahan 2000-an, Winamp, kembali lagi setelah lama 'terkubur’.
Ya, Winamp pernah menggetarkan industri pemutar musik jauh sebelum kemunculan Joox, Spotify, dan Apple Music.
Namun, popularitas Winamp mulai menurun hingga akhirnya perlahan dipaksa mati suri mendekati akhir 2000-an dengan munculnya platform iTunes, kemudian masuk era streaming musik yang kini didominasi oleh Spotify.
Kini, WinAmp mengisyaratkan akan kembali 'hidup' dengan wajah dan fitur baru untuk para penggunanya.
Induk usaha Winamp, AudioValley, memastikan rencana menghidupkan kembali aplikasi musik ini melalui situs web resminya. Logo baru bahkan sudah dipasang dan sangat berbeda dengan desain sebelumnya.
Melalui akun media sosialnya, Winamp berjanji akan memunculkan 'penyegaran inovatif dari pemutar audio paling ikonik di dunia', dan ini adalah desain ulang baru yang akan terjadi setelah pembaruan terakhir yang diterima Winamp pada Oktober 2018.
Belum ada informasi tentang konsep yang jelas mengenai aplikasi baru dari Winamp. Tampaknya, AudioValley mungkin meluncurkan kembali Winamp sebagai platform streaming musik, dengan menghadirkan koleksi jutaan lagu, podcast, hingga radio online.
Sebagai informasi, Winamp pertama kali dirilis pada 1997 oleh pembuatnya, Nullsoft. Kemudian Winamp diakuisisi oleh AOL pada 1999 dengan nilai mencapai US$80 juta, hingga akhirnya dijual ke Radionomy pada 2014. Saat itu popularitasnya mulai menyusut.
Radionomy pun diakuisisi oleh AudioValley pada 2019 dan hingga kini ingin meluncurkan versi terbaru dari Winamp untuk bersaing dengan Spotify dan Apple Music. Terakhir kali Winamp mendapatkan pembaruan versi 5.8 pada pada 2013.