Industri Bir Ikut Menyelamatkan Bumi
- Newsweek
VIVA – Tren menyelamatkan dunia mulai diikuti oleh industri bir. Para pecinta bir sering kali tidak menyadari dampak negatif minuman beralkohol itu terhadap lingkungan.
Produsen bir terkemuka Young Henrys mengaku sudah berhasil menemukan formula untuk secara efektif membalikkan perubahan iklim dan menyelamatkan Bumi.
Para ahli mengatakan bahwa jumlah karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari fermentasi bunga hops untuk membuat enam bungkus bir akan membutuhkan waktu dua hari untuk diserap oleh pohon biasa.
Menyadari betapa lambatnya penyerapan alami itu, maka Young Henrys beralih ke komunitas ilmiah untuk mencari cara mempercepat prosesnya.
Bekerja dengan tim ilmuwan dari University of Technology, Sydney Climate Change Cluster (C3), mereka menyiapkan dua bioreaktor 400 liter yang diisi hingga penuh dengan triliunan mikroalga, yang menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi oksigen (O2) seperti yang dilakukan pohon.
Tapi itu hanya tentang di mana kesamaan berakhir. Di mana satu pohon membutuhkan dua hari untuk menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi O2.
Sementara satu bioreaktor yang penuh dengan mikroalga mampu menghasilkan oksigen yang cukup untuk menyaingi dua hektare lahan semak.
"Kami mampu merobohkan seluruh situs kami dan menanam pohon. Tapi itu akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum mereka melakukan jumlah penyerapan CO2 dan penciptaan O2 yang sama seperti kedua bioreaktor itu," ungkap Pendiri Young Henrys Oscar McMahon, seperti dikutip dari situs Mashable, Selasa, 23 November 2021.
Karena merasa bertanggung jawab untuk memperluas penggunaan mikroalga dalam mengurangi perubahan iklim, Young Henrys dan tim C3 juga sudah menggandeng regulator daging dan ternak independen, Meat and Livestock Australia (MLA), melakukan penelitian tentang kemampuan alga untuk mengurangi produksi metana ternak.
Menurut United Nations Food and Agriculture Organization (UN FAO), kegiatan peternakan menyumbang sekitar 14,5 persen dari emisi rumah kaca global atau 7,1 gigaton CO2 per tahun. Sementara produksi alkohol menghasilkan 0,7 persen dari emisi global.