Dubes RI untuk Korsel Dorong Adopsi Teknologi Green Economy

Panel surya di atap rumah
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Gandi Sulistyanto bertekad terus mendorong kerja sama green economy yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan efisien.

Dubes Gandi menegaskan adopsi teknologi berkaitan dengan green economy akan terus dilakukan karena ia meyakini Indonesia juga bisa menerapkan penggunaan energi bersih di masa mendatang.

"Suka tidak suka harus mengikuti tren yang sekarang dibentuk atau pun diprogramkan oleh dunia yaitu green economy. Dan Korea Selatan memang salah satu negara yang sangat ketat terkait lingkungan, pengembangan EBT dan sebagainya. Tentu saja itu nanti kita bisa adopsi dari apa yang mereka capai," ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu 20 November 2021.

Korea Selatan telah mencapai 35 persen pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir. Seiring ambisinya, Korea Selatan terus menerapkan energi yang berkelanjutan dan efisien bagi 51,3 juta orang penduduknya.

Dubes RI untuk Korsel, Gandi Sulistyanto

Photo :
  • Istimewa

Korea Selatan juga jadi salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan Paris Agreement yang telah menjadi konsensus global.

Hal itu berarti negeri ginseng akan mengembangkan dan memperbesar porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) paralel dengan pengurangan pemakaian energi fosil serta mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) demi menuju net zero emission (NZE).

Dubes Gandi menjelaskan, penerapan green economy di Indonesia sendiri sudah mencapai kemajuan yang signifikan. Hal itu terlihat dari dimulainya operasi komersial atau Commercial Operation Date (COD) aneka pembangkit listrik EBT dari mulai panas bumi, angin, dan sebagainya.

Jelang Nataru, Kapal Tanker PIS Rokan dan Natuna Perkuat Distribusi Energi Nasional

Begitu pula dari sisi kesadaran masyarakat, salah satunya ada inisiasi untuk membuat Gerakan Satu Juta Atap Surya.

Sama seperti Korea Selatan, Dubes Gandi juga melihat dunia usaha saat ini sudah menyadari pentingnya faktor lingkungan, sosial dan pemerintah atau populer disebut ESG (Environmental, Social and Corporate Governance).

Ke Korea Selatan Bisa dengan Rp100 Ribu, Gimana Caranya?

ESG diarahkan pada perusahaan yang berusaha memerangi perubahan iklim dan rusaknya lingkungan.

"Jadi saya kira untuk mendukung hal-hal tadi pemerintah sudah memfasilitasi dengan kebijakan-kebijakan yang positif. Tujuannya agar Indonesia bisa luar biasa juga menuju green economy di tahun-tahun yang akan datang. Saya pun sangat optimis," imbuhnya.

3 Peneliti Tewas saat Uji Mobil Baru di Pabrik Hyundai

Dubes Gandi memproyeksikan ke depan semua sektor industri di dunia dan Indonesia pada akhirnya akan menggunakan energi hijau alih-alih energi fosil. Energi fosil yang tak ramah lingkungan pun lambat laun secara bertahap akan dikurangi di Indonesia. (ant)

Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan

8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi, Dany Amrul Dorong Peran Penting Kampus

Alumni dan civitas akademik berperan penting sebagai center of excellent atau pusat keunggulan dalam kekuatan riset dan pengembangan di sektor energi dan minerba.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024