La Nina di Depan Mata
- The Conversation
VIVA – Pemerintah mengingatkan masyarakat supaya waspada untuk menangani fenomena La Nina. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi jika La Nina akan terjadi hingga Februari 2022.
Menurut BMKG, La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Seperti diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal.
Sementara La Nina adalah fenomena SML di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal.
Pendinginan pada Suhu Muka Laut atau SML ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.
La Nina berpotensi menimbulkan bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
Data BMKG juga mengindikasikan bahwa La Nina tahun ini akan mirip dengan tahun lalu, di mana menyebabkan peningkatan curah hujan hingga 70 persen dari kondisi normal.
Untuk itu, PT Hassana Boga Sejahtera menggelar program penghijaukan lingkungan bernama Nayz Plating dengan memberikan 145 bibit pohon di lokasi rawan longsor kepada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah Titik 0 KM Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Nayz merupakan pelopor makanan pendamping ASI (MPASI) homemade organik di Indonesia yang mendukung gaya hidup sehat yang ramah lingkungan.
"Penanaman bibit pohon ini merupakan wujud kepedulian kami terhadap penghijauan lingkungan di beberapa kawasan yang tergolong rawan longsor," kata Kepala Eksekutif PT Hasana Boga Sejahtera, Lutfiel Hakim, Minggu, 14 November 2021.
Kegiatan ini juga sejalan dengan salah satu nilai perusahaan yang berkomitmen untuk selalu menjaga dan melestarikan alam Indonesia. Karena, seluruh bahan yang dipakai semua produk Nayz didapat dari para petani lokal. "Jadi, selalu menghasilkan bahan berkualitas tinggi dan tentunya organik," jelas Lutfiel.