NASA Was-was Lihat Kondisi Bumi
- owall.net
VIVA – Menurut data gabungan dari tiga satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, mesosfer Bumi mendingin dan menyusut dengan kecepatan sekitar 500 hingga 650 kaki per tahun selama 30 tahun terakhir.
Mesosfer membentang antara 30 hingga 50 mil di atas permukaan Bumi dan jauh lebih tipis daripada lapisan atmosfer. Para ilmuwan telah menghubungkan fenomena yang mengkhawatirkan ini dengan efek perubahan iklim.
"Di dekat permukaan Bumi atmosfernya tebal. Karbondioksida (CO2) memerangkap panas seperti selimut yang memerangkap panas tubuh Anda dan membuat Anda tetap hangat," kata peneliti James Russell, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Express, Sabtu, 13 November 2021.
Penemuan ini mengkhawatirkan karena menunjukkan bahwa lebih banyak panas dari permukaan menuju ke bagian atas atmosfer. Setiap panas yang ditangkap oleh molekul CO2 hilang ke luar angkasa menyebabkan udara menjadi dingin dan berkontraksi.
Peningkatan CO2 sangat efisien dalam menyerap panas, yang artinya lebih banyak panas yang hilang ke luar angkasa. NASA menyamakan efeknya dengan balon yang menyusut saat dimasukkan ke dalam freezer. Ini bukan satu-satunya penemuan atmosfer yang mengkhawatirkan yang ditemukan oleh para ilmuwan.
Menurut sebuah laporan baru yang diterbitkan dalam Jurnal Science Advances, bagian bawah atmosfer planet telah meningkat hingga 200 kaki (60 meter) per tahun dalam 20 tahun terakhir. Para peneliti di University of Toronto, Kanada telah membuat penemuan di troposfer, yang merupakan lapisan terendah dari gelembung udara pelindung Bumi.
Troposfer adalah elemen kunci untuk mempertahankan kehidupan di Bumi karena menampung oksigen yang hirup manusia dan sekitar 85 persen massa atmosfer secara keseluruhan.
Ini juga merupakan atmosfer di mana sebagian besar cuaca terjadi, awan terbentuk, dan siklus air menurunkan hujan dan salju. Namun, tampaknya aktivitas manusia juga berdampak pada bagian atmosfer.
Biasanya, troposfer paling hangat di dekat permukaan Bumi dan merkuri turun dari termometer yang lebih tinggi, sampai menyentuh stratosfer. Stratosfer adalah rumah bagi lapisan ozon yang memerangkap panas dan menyebabkan suhu naik lagi.
Tetapi para ilmuwan khawatir bahwa perubahan iklim dan efek rumah kaca menggeser keseimbangan suhu di troposfer. Menurut Jane Liu, seorang ilmuwan atmosfer University of Toronto, letusan gunung berapi dan angin topan dapat mempengaruhi ketinggian troposfer.
"Dalam jangka panjang ada dua faktor terpenting, yaitu suhu troposfer dan stratosfer. Pembakaran bahan bakar fosil yang tidak terkendali sejak awal revolusi industri telah menyebabkan suhu global naik pada tingkat yang mengkhawatirkan," jelas dia.
NASA memprediksi Bumi menghangat sedikit lebih dari 1C (2F) sejak 1880 dan banyak proyeksi menunjukkan pemanasan global akan terus berlanjut, kecuali ada sesuatu yang dilakukan untuk mengekang emisi rumah kaca.