Nasihat Erick Thohir: Jaga Kesehatan Itu Enggak Mahal
- Dok. Telkomsel
VIVA – Pandemi COVID-19 membuat kesadaran masyarakat Indonesia akan gaya hidup sehat kian hari semakin meningkat. Penerapan gaya hidup sehat pun beragam. Mulai dari olahraga hingga mengonsumsi makanan sehat.
Untuk itu, Telkomsel memperluas portofolio bisnis di layanan digital dengan menghadirkan Fita, yakni aplikasi kesehatan yang berfokus untuk mengubah perilaku masyarakat dengan menerapkan kebiasaan baik.
"Hadirnya Fita akan membantu masyarakat menerapkan hidup sehat melalui ragam konten berkualitas dengan akses solusi berteknologi terkini serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat," kata Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam, dalam peluncuran Aplikasi Fita secara virtual, Rabu, 10 November 2021.
Fita merupakan aplikasi berbasis health-tech yang bertujuan untuk memberikan solusi kesehatan kepada masyarakat.
Platform ini menyuguhkan konten seputar kesehatan, nutrisi, dan berbagai program olahraga yang telah dikurasi oleh certified coach serta menghadirkan health enthusiast seperti, Ade Rai, Melanie Putria, dan Kemal Mochtar.
Aplikasi ini juga sudah bisa diunduh di Google Play Store dan Apple Store secara gratis. Kehadiran Fita didasari oleh fakta yang menyebutkan bahwa Indonesia kerap dihadapi oleh berbagai macam penyakit dan masyarakatnya yang masih terpaku pada pola hidup yang tidak sehat.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa Fita akan menjadi solusi yang dapat membantu masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat agar tercipta kualitas hidup yang lebih baik.
"Pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita dua hal. Pentingnya bertransformasi dan pentingnya menjaga kesehatan. Nah, kehadiran Aplikasi Fita oleh Telkomsel, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengakses konten terkait kesehatan dan edukasi. Sudah saatnya menjaga kesehatan itu tidak mahal dan sulit," jelas dia.
Dilansir dari Riskesdas 2018, lebih dari 63 juta penduduk Indonesia menyandang hipertensi, yang mana penyakit ini menjadi salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit lainnya.
Fakta lainnya mengemukakan, data dari Kementerian Kesehatan edisi Oktober 2020, Satgas COVID-19 menunjukkan bahwa dari 1.488 pasien, 34,5 persen merupakan pasien penderita diabetes melitus. Terlepas dari itu, pandemi COVID-19 turut mendorong tumbuhnya tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan.