Perbandingan Paket Langganan dan Kecepatan Fix Broadband di Indonesia

Ilustrasi menggunakan internet di laptop.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Saat internet down seperti yang terjadi saat gangguan kabel bawah laut Telkom pada akhir September 2021 silam, timbul kepanikan luar biasa. Semua ingin memastikan, bahwa gangguan massal ini hanya terjadi sementara.

Ketika internet sudah menjadi kebutuhan primer maka menjaga kenyamanan pelanggan terasa makin tidak mudah bagi provider internet fixed broadband.

Internet memegang peran penting, bukan hanya sebagai alat penghubung tapi juga sebagai ruang kreasi. Aplikasi berbasis cloud menjadi pilihan bisnis start-up, dengan kekuatan kolaborasi. Menggabungkan berbagai sumber data, kompetensi dan industri.

Kebanyakan Internet Service Provider (ISP) cenderung lebih memilih menggarap pasar atau mendorong masyarakat untuk menggunakan internet dengan paket kecepatan tinggi (30 Mbps ke atas), dengan harapan untuk lebih menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini dan juga meminimalisir komplain.

Meski begitu, masih ada sebagian provider yang tetap berusaha untuk mengakomodir masyarakat dengan kemampuan terbatas yang membutuhkan internet untuk kebutuhan dasar dengan menyediakan paket dibawah 30 Mbps.

Menurut hasil survei Enciety Business Consult, pada pelanggan internet fixed broadband yang berlangganan paket dibawah 150 Mbps di Jakarta dan Surabaya di Q3 tahun 2021, memperlihatkan bahwa IndiHome, XL Home dan CBN menjadi provider yang memiliki kesesuaian antara paket dan kecepatan download yang dinikmati pelanggan yang lebih baik dibandingkan ISP yang lain, seperti Biznet, MNC Play, myRepublic, atau Iconnet.

Dan IndiHome jauh lebih unggul dibandingkan XL Home dan CBN karena rata-rata latency IndiHome lebih rendah.

Latensi sendiri adalah waktu yang dibutuhkan saat data dikirim hingga sampai ke penerima. Latensi ini dihitung dalam skala milidetik atau milisecond (ms). Semakin tinggi waktu, maka semakin lambat data diterima oleh pemilik.

Wah, Ternyata Ada Paket Internet Rumah Rp100 Ribuan

Dari survei Enciety Business Consult di Q3 2021 tersebut, angka latency di Jakarta selalu lebih rendah dibandingkan Surabaya.

Latency IndiHome di Jakarta 0,7 ms dan di Surabaya tercatat 3,6 ms. Untuk latency CBN di Jakarta adalah 1,2 ms dan di Surabaya sebesar 35 ms. Sedangkan latency XL Home di Jakarta sebesar 4,9 ms dan di Surabaya sebesar 19,9 ms.

Ketika Pelanggan Fixed Broadband Terus Menuntut Kestabilan Kecepatan

Semua tentu memahami bahwa penyebab utama pelanggan tidak loyal adalah ekspektasi terhadap kualitas layanan yang tidak terpenuhi (customer expectation).

Banyak hal yang menyebabkan hal ini, sebut saja layanan yang tidak stabil. Apabila yang didapatkan pelanggan tidak sesuai dengan paket yang dibeli, tentu akan sangat menganggu pelanggan. Pelanggan mengharapkan kualitas internet yang andal namun yang terjadi malah sebaliknya.

IndiHome Siap Jadi 'Window of Entertainment'

Rendahnya tingkat loyalitas akibat ekspektasi yang tidak terpenuhi ditambah dengan hadirnya berbagai penawaran solusi yang lebih menarik dari kompetitor, akan mempercepat proses terjadinya kepergian pelanggan.

Kepala Eksekutif Fita Reynazran Royono.

Anak Usaha Telkomsel Sukses Cuan Puluhan Miliaran Rupiah

Fita, aplikasi healthtech milik Telkomsel, berhasil mencatatkan kinerja positif tahun lalu dengan pertumbuhan pendapatan puluhan miliar Rupiah atau tumbuh 7 kali lipat.

img_title
VIVA.co.id
27 Januari 2024