Jeff Bezos Harus Takluk di Tangan Elon Musk
- South China Morning Post
VIVA – Perusahaan milik Jeff Bezos yang mengurus eksplorasi luar angkasa, Blue Origin, harus menelan pil pahit usai kalah dari SpaceX perusahaan milik Elon Musk dalam proyek ke Bulan yang direncanakan bersama Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA.
Jeff Bezos kalah sebagai penggugat atas gugatannya kepada NASA karena memberikan kontrak untuk proyek pendaratan di Bulan senilai US$2,9 miliar atau Rp41,7 triliun kepada SpaceX.
Hakim Federal Amerika Serikat (AS) Richard Hertling mengabulkan mosi pemerintah untuk menolak gugatan yang diajukan Blue Origin pada 16 Agustus 2021. Jeff Bezos mengemukakan kekecewaannya atas kekalahan Blue Origin di meja hijau.
“Ini bukan keputusan yang kami inginkan. Tapi kami menghormati keputusan pengadilan dan berharap penuh agar NASA dan SpaceX bisa sukses menjalani kontraknya,” cuit Jeff Bezos melalui akun twitternya, seperti dilansir VIVA Tekno dari Independent, Jumat, 5 November 2021.
NASA sebelumnya telah memutuskan untuk kembali melanjutkan kerja sama dengan SpaceX untuk misi pendaratan di Bulan sesegera mungkin.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat itu kemudian melanjutkan akan tetap berkolaborasi dengan beberapa perusahaan lainnya untuk meningkatkan persaingan dan kesiapan komersial transportasi awak untuk bisa mencapai Bulan.
NASA pun memilih untuk langsung melakukan penunjukan kepada SpaceX dan tidak memilih perusahaan lainnya. Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO) pada Juli 2021 ikut memihak NASA atas keputusannya untuk memilih penyedia pendarat Bulan tunggal, menolak protes yang dilayangkan oleh Blue Origin.
NASA telah mencari proposal untuk pesawat ruang angkasa yang akan membawa astronot ke permukaan bulan di bawah program Artemis untuk mengembalikan manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak 1972.
"Akan ada peluang di kemudian hari bagi perusahaan lain untuk bermitra dengan NASA dalam membangun kehadiran manusia berjangka panjang di Bulan lewat program Artemis, termasuk panggilan pada 2022 memenuhi industri AS untuk layanan pendaratan bulan awak berulang," demikian keterangan resmi NASA.