Hati-hati Aksi Penipuan Berkedok Squid Game

Squid Game.
Sumber :
  • Instagram @netflixkr

VIVA – Perusahaan keamanan siber Kaspersky menemukan lusinan penipuan dan malware yang mencatut nama Squid Game di dunia maya sekitar satu bulan belakangan ini. Pelaku kejahatan siber tidak mau ketinggalan memanfaatkan popularitas serial asal Korea Selatan ini untuk menebarkan ancaman.

Gempa 7,3 Magnitudo di Vanuatu, Korban Meninggal Menjadi 14 Orang

Kaspersky, dikutip dari siaran pers, Minggu, 31 Oktober 2021, menemukan penyebaran adware, Trojan dan penipuan yang menggunakan nama Squid Game. Salah satu modus yang mereka temukan, korban diberikan versi animasi game tersebut.

Secara bersamaan, penjahat meluncurkan Trojan untuk mencuri data dari peramban pengguna dan mengirim kembali ke server penyerang. Pada perangkat korban, terdapat sebuah pintasan atau shortcut dalam sebuah folder, yang bisa digunakan untuk meluncurkan Trojan. Malware ini didistribusikan lewat toko aplikasi tidak resmi.

Korban Anak Bos Roti Pertimbangkan Laporkan Pengacaranya

Penjahat siber juga memanfaatkan Squid Game untuk perayaan Halloween, Kaspersky menemukan banyak toko palsu yang menjual kostum serial tersebut. Mereka mengaku sebagai toko resmi pernak-pernik Squid Game.

Jika berbelanja di sana, korban berisiko kehilangan uang dan data pribadi seperti alamat email, alamat tempat tinggal dan rincian kartu perbankan. Selain malware dan toko palsu, Kaspersky juga menemukan laman bermain Squid Game versi online dengan janji hadia 100 Binance coin.

Gaji Dwi Ayu Korban Penganiayaan oleh Anak Bos Toko Roti Ternyata Belum Dibayar

Jika memainkan game tersebut, alih-alih mendapat hadiah, korban secara tidak sadar akan mengunduh malware dan kehilangan data mereka. Agar tidak terjebak Squid Game palsu ini, pengguna internet disarankan hanya mengakses serial tersebut dari situs resmi dan selalu cek berkas yang diunduh tidak memiliki ekstensi .exe atau .msi.

Anggota Komisi VI DPR, Mufti Anam

Soroti Banyak Bunuh Diri karena Pinjol, DPR Minta Pemerintah Gerak Cepat Benahi Regulasi

Anggota Komisi VI DPR RI menyoroti banyaknya kasus pinjaman online (pinjol) yang menjerat masyarakat, ada satu keluarga bunuh diri lantaran permasalahan utang pinjol.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024