Muntahan Lubang Hitam Mirip Letusan Gunung Berapi di Bumi

Lubang hitam atau black hole.
Sumber :
  • Russia Today

VIVA – Gelembung gas yang dilepaskan oleh lubang hitam (black hole) menyebar melintasi jarak yang sangat jauh dari ruang intergalaksi mempengaruhi pembentukan bintang yang jaraknya ribuan tahun cahaya dari sumbernya, menurut sebuah studi baru.

Bumi Ternyata Miring

Para astronom tahu bahwa lubang hitam menarik materi dari lingkungan mereka karena tarikan gravitasi yang kuat. Mereka juga sebelumnya mendokumentasikan bahwa beberapa dari materi ini, kemudian lolos dalam bentuk pancaran partikel bermuatan yang menyembur keluar dengan kecepatan cahaya dari kutub lubang hitam.

Dalam studi baru ini mereka berhasil mendokumentasikan secara rinci bagaimana bahan yang dikeluarkan ini menyebar ke seluruh ruang intergalaksi selama ratusan ribu tahun cahaya, seperti dikutip dari laman Space, Jumat, 22 Oktober 2021.

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Prosesnya mirip dengan cara awan abu dari letusan gunung berapi di Bumi menyebar melalui atmosfer dan mempengaruhi cuaca di benua yang jauh dari tempat kejadian, kata para ilmuwan dalam sebuah pernyataan.

"Penyelidikan kami menunjukkan bagaimana gelembung gas yang keluar dari lubang hitam menciptakan struktur, cincin, dan filamen berbentuk jamur yang mirip dengan letusan gunung berapi yang kuat di Bumi," kata Peneliti Marisa Brienza.
Wawasan baru ini berkat pengamatan radio oleh Low Frequency Array (LOFAR) dan teleskop ruang angkasa eROSITA. Gelembung gas yang diamati dalam penelitian ini berasal dari lubang hitam di pusat kelompok galaksi Nest200047.

Rahasia Kompor Gas Awet dan Api Biru: Ikuti 9 Cara Merawatnya dengan Benar!

Lubang hitam yang terletak sekitar 200 juta tahun cahaya dari Bumi ini menyedot materi dari sekitarnya, dan pada saat yang sama melepaskan pancaran partikel dan gas panas yang kuat.

Menggunakan LOFAR, teleskop radio frekuensi rendah terbesar di dunia, Brienza dan para astronom dapat mengamati bagaimana semburan ini menciptakan gelembung gas yang seiring waktu berubah menjadi filamen saat mereka melayang lebih jauh dari sumbernya dan berinteraksi dengan objek di alam semesta sekitarnya.

Pengamatan digabungkan dengan gambar dari eROSITA, teleskop berbasis ruang angkasa pertama yang mampu mencitrakan radiasi sinar-X di seluruh langit.

"Lubang hitam tidak hanya mempengaruhi galaksi induk, tapi juga berdampak pada lingkungan intergalaksi yang luas. Mungkin berisi ratusan galaksi lain dan itu akan mempengaruhi aspek seperti tingkat di mana bintang-bintang terbentuk di galaksi-galaksi," ujar Timothy Shimwell dari Institut Astronomi Radio Belanda (ASTRON).

Teleskop LOFAR merupakan jaringan dari puluhan ribu stasiun radio yang tersebar di seluruh Eropa, dan yang utama berada di Belanda, memungkinkan para astronom untuk memindai sebagian besar langit dengan resolusi yang sangat tinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya