Sudahlah Facebook, Enggak Usah Main Uang Kripto
- TechRepublic
VIVA – Sejumlah Senator Amerika Serikat (AS) meminta Facebook agar menghentikan proyek percobaan mata uang kripto dengan alasan platform itu tidak bisa dipercaya untuk mengurus bisnis tersebut.
Senator dari Partai Demokrat Brian Schatz, Sherrod Brown, Richard Blumenthal, Elizabeth Warren, dan Tina Smith mengirim surat kepada Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg, sebagai pernyataan ketidaksetujuan mereka atas proyek mata uang kripto milik Facebook yang baru diluncurkan bernama Novi.
"Facebook sekali lagi merencanakan proyek mata uang kripto dengan linimasa yang agresif dan sudah meluncurkan percobaan jaringan infrastruktur pembayaran. Meskipun rencana ini tidak sesuai dengan aturan lembaga keuangan terkini," kata mereka, seperti dikutip dari situs The Verge, Kamis, 21 Oktober 2021.
Dalam surat tersebut, para senator menyatakan bahwa Facebook tidak bisa dipercaya untuk mengurus sistem pembayaran atau mata uang digital ketika kemampuan manajemen risiko dan menjaga keamanan konsumen mereka terbukti tidak memadai.
Juru bicara Novi menyatakan akan menjawab surat tersebut. Pada 2019, Facebook telah mengumumkan rencana proyek mata uang kripto, namun, dengan segera ditentang legislator di berbagai negara.
Facebook dianggap akan mengganggu sistem keuangan negara dan global, serta memicu aksi kriminal dan membahayakan privasi pengguna. Proyek mata uang kripto ini diperbarui pada Desember 2020 supaya bisa mendapat persetujuan dari regulator.
Sebelumnya diberitakan bahwa Facebook lagi mengobok-obok data pengguna. Media sosial milik Mark Zuckerberg ini tahu segalanya tentang aktivitas penggunanya, termasuk semua tempat yang baru saja mereka kunjungi.
Induk usaha WhatsApp, Instagram, serta Facebook Messenger itu memiliki peta tersembunyi yang terkait dengan riwayat lokasi di ponsel pengguna. Mereka mengambil koordinat GPS dan merekamnya di dalam profil Facebook.
Data ini ditampilkan di peta digital yang dapat diakses kapan saja. Baik pengguna yang menggunakan Facebook di iOS maupun Android.
Raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) tersebut juga akan mencatat toko atau bisnis apa yang diyakini sudah dikunjungi pengguna dan kapan saja mereka berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.