Rumah Pintar untuk Memanjakan Milenial

Ilustrasi smart home.
Sumber :
  • Banyan Hill Publishing

VIVA – Pindahnya berbagai aktivitas ke ruang digital, menjadi salah satu dinamika yang terus mewarnai hari-hari masyarakat selama pandemi COVID-19. Saat ini, anjuran menjaga jarak dan menghindari kerumunan membuat kebutuhan teknologi berbasis rumah pintar atau smart home meningkat.

Dengan teknologi smart home yang semakin akan membuat nyaman seseorang saat berada di dalam rumah termasuk saat menjalankan work from home (WFH). Rumah pintar atau smart home adalah konsep yang memudahkan segala aktivitas, seperti berbelanja, memberikan hiburan, dan kontrol akses terkait keamanan di dalam rumah.

Di Indonesia, teknologi smart home sudah tidak asing lagi. Beberapa rumah atau kawasan hunian di kota-kota besar, seperti Jakarta, sudah dilengkapi dengan teknologi ini. Kehadirannya dinilai akan memberikan lebih banyak kenyamanan, keamanan, dan efisiensi energi dalam kehidupan sehari-hari.

Ilustrasi smart home.

Photo :
  • Synthesis Homes

Konsep rumah pintar dapat diimplementasi dari taman kecil di dalam rumah, mengaplikasikan sejumlah jendela besar sehingga setiap lantai mendapat cahaya alami, halaman terbuka di belakang, serta ventilasi silang (cross ventilation) untuk melancarkan sirkulasi udara.

Dengan desain bangunan bergaya Skandinavia membuat penghuni bisa mendapatkan ketenangan (serenity) melalui konsep biophilic yang memudahkan penghuni berinteraksi langsung dengan alam di kawasan hunian. Meski menerapkan hunian bernuansa alam, perangkat smart home tidak lupa disematkan dalam memenuhi tuntutan hidup new normal.

Penghuni bisa memanfaatkan smartphone untuk memantau kondisi rumah melalui CCTV, mengatur beberapa alat elektronik, smart door lock, dan tentu saja jaringan internet kecepatan tinggi. Adapun sistem keamanannya 24 jam dengan one gate system dan access card.

Konsep ini semua ditawarkan oleh Synthesis Huis yang berada di sekitar TB Simatupang, Jakarta Selatan. Kawasan hunian seluas 3,3 hektare itu mengedepankan keseimbangan unsur alam karena berada di hutan kota Jakarta seluas 2 hektare.

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

General Manager Sales and Marketing Synthesis Huis Imron Rosyadi mengaku menargetkan para generasi milenial. Ia menyebut rumah di mata milenial membutuhkan karakteristik khusus, di mana mereka cenderung memiliki preferensi terhadap hunian idaman yang simple, seperti berada di tengah kota atau dekat dengan kawasan bisnis.

"Hadir dalam balutan gaya Skandinavia, penerapan konsep smart home system yang dilengkapi area hijau dan taman tematik bernuansa Aurora, serta berlokasi di kawasan bisnis potensial membuat Synthesis Huis sebagai hunian 'sehat'," ungkap Imron, Minggu, 17 Oktober 2021.

Mengenal Money Dysmorphia yang Bikin Milenial dan Gen Z Selalu Cemas soal Uang

Synthesis Huis hadir dalam tiga tipe unit rumah, yaitu Tipe Passa (6x10 m dengan LB 120 meter persegi), Tipe Mattlig (6x12 m dengan LB 143 meter persegi), dan Tipe Lang (6x15 m dengan LB 194 meter persegi). Ketiganya terdiri dari 3 lantai dengan 4 kamar.

Mengenal Istilah 'Latte Factor' yang Bikin Gen Z dan Milenial Makin Boncos
Ilustrasi Gen Z atur keuangan

59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater Untuk Atur Keuangan, Kok Bisa?

Paylater kini menjadi produk finansial populer yang banyak digunakan masyarakat, terutama anak muda seperti milenial dan Gen Z.

img_title
VIVA.co.id
20 Desember 2024