Alam Semesta Tidak Pernah Lahir
- Space.com
VIVA – Para ilmuwan menyebut bahwa alam semesta selalu ada dan tidak memiliki awal. Ini merupakan sebuah teori gravitasi kuantum terbaru yang mengungkapkan bagaimana hal itu bisa bekerja.
"Realitas memiliki begitu banyak hal di mana mayoritas orang akan mengaitkannya dengan fiksi ilmiah atau bahkan fantasi," kata Bruno Bento, fisikawan dari University of Liverpool, Inggris, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Live Science, Kamis, 14 Oktober 2021.
Dalam karyanya, ia menggunakan teori gravitasi kuantum baru yang disebut causal set theory, di mana ruang dan waktu dipecah menjadi potongan-potongan ruang dan waktu yang terpisah. Pada tingkat tertentu ada unit dasar ruang dan waktu, menurut teori Bento.
Ia dan rekan-rekannya menggunakan pendekatan causal set theory untuk menjelajahi masa awal alam semesta. Mereka menemukan alam semesta tidak memiliki awal atau tidak pernah lahir.
Menurut Bento, alam semesta selalu ada hingga masa lalu yang tidak terbatas, namun baru saja berevolusi menjadi apa yang disebut Big Bang.
Dalam semua teori fisika yang ada saat ini ruang dan waktu saling berkesinambungan. Mereka membentuk kain halus yang mendasari semua realitas.
Dalam ruang dan waktu yang terus-menerus seperti itu terdapat dua titik sangat dekat dan dua peristiwa yang dapat terjadi sedekat mungkin satu sama lain dalam waktu yang sama.
Akan tetapi, pendekatan causal set theory membayangkan kembali ruang dan waktu sebagai serangkaian potongan diskrit atau atom ruang dan waktu. Teori ini akan membatasi secara ketat seberapa dekat peristiwa dalam ruang dan waktu, karena mereka tidak bisa lebih dekat dari ukuran atom.
Pendekatan tersebut menghilangkan masalah singularitas Big Bang karena tidak mungkin ada dalam teori singularitas. Tidak mungkin juga bagi materi untuk memampatkan ke titik-titik yang sangat kecil karena mereka tidak bisa lebih kecil dari ukuran atom ruang dan waktu.