Misteri Suara Cahaya Aurora
- Pixabay
VIVA – Cahaya aurora letaknya di medan magnet terkuat di Bumi. Fenomena ini hanya bisa dilihat dari tempat di Bumi yang medan magnetnya kuat, yaitu Kutub Utara dan Kutub Selatan. Peristiwa itu terjadi karena adanya interaksi partikel Matahari dengan molekul gas di atmosfer planet kita.
Laporan keberadaan cahaya aurora dibarengi dengan suara sangat jarang terjadi dan sudah dipatahkan oleh ilmuwan. Akan tetapi, sebuah penelitian di Finlandia pada 2016 mengonfirmasi bahwa cahaya aurora atau cahaya utara benar-benar menghasilkan suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Sebuah rekaman yang dibuat oleh salah satu peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut bahkan mengklaim telah menangkap suara yang dibuat oleh cahaya 70 meter di atas permukaan tanah. Namun, mekanisme di balik suara itu tetap agak misterius. Begitu pula syarat yang harus dipenuhi agar suara bisa didengar.
Menurut situs Live Science, Kamis, 7 Oktober 2021, kebisingan cahaya aurora menjadi bahan perdebatan pada dekade pertama abad ke-20, ketika laporan dari pemukiman di seluruh garis lintang utara mengaku suaranya yang ditimbulkan terkadang mengiringi pertunjukan cahaya yang memukau di langit.
Salah satu saksi mata menceritakan tentang suara berderak yang tenang, hampir tidak terlihat, serta mendesing selama pertunjukan cahaya utara. Kemudian, pada awal 1930-an, kesaksian pribadi mulai membanjiri The Shetland News, surat kabar mingguan, yang menyamakan suara cahaya aurora dengan sutra gemerisik atau dua papan yang bertemu di jalur datar.
Kredibilitas laporan kebisingan yang diciptakan cahaya aurora saat itu terkait erat dengan pengukuran ketinggiannya. Sebab, cahaya utara dianggap hanya pajangan yang turun rendah ke atmosfer Bumi sehingga memancarkan suara yang bisa didengar oleh telinga manusia.
Yang menjadi masalah di sini adalah cahaya aurora paling sering terjadi pada ketinggian 100 km di atas Bumi dan sangat jarang di bawah 80 km. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mungkin suara yang terdengar ditransmisikan dari cahaya ke permukaan Bumi.
"Gerakan cahaya utara mengubah medan magnet Bumi sehingga mendorong perubahan elektrifikasi atmosfer. Bahkan pada jarak yang signifikan," kata Astronom Kanada Clarence Chant.
Elektrifikasi ini menghasilkan suara berderak yang lebih dekat ke permukaan Bumi ketika bertemu benda-benda di tanah. Hal ini bisa terjadi pada pakaian atau kacamata pengamat, atau mungkin benda-benda di sekitarnya, termasuk pohon cemara atau kelongsong bangunan.