Penurunan Harga Bitcoin Masih dalam Batas Wajar
- U-Report
VIVA – Kepala Eksekutif Indodax Oscar Darmawan menilai penurunan harga Bitcoin dalam beberapa hari terakhir tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh investor karena masih dalam batas wajar.
Harga Bitcoin merosot hingga 9,47 persen dalam sepekan terakhir buntut dari aksi jual investor lantaran adanya kekhawatiran efek penularan China Evergrande Group dan juga investor yang sedang fokus pada arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (US Federal Reserve).
"Pada dasarnya kan, naik turunnya harga aset kripto didasari oleh hukum permintaan penawaran dan tren beritanya apakah lagi positif ataupun negatif. Namun saya rasa penurunan ini masih dalam batas wajar mengingat Bitcoin masih berpotensi meningkat lagi," kata Oscar, Kamis, 23 September 2021.
Ia mencontohkan beberapa bulan lalu harga Bitcoin sempat anjlok sampai menyentuh angka 30.000 dolar AS per koin, tapi beberapa bulan kemudian bisa menyentuh angka US$50 ribu per koin.
"Enggak cuma Bitcoin sebenarnya, tapi aset kripto lain semacam Ethereum pun sama. Masih ada potensi bullish lagi," tuturnya. Menurut Oscar, penurunan harga Bitcoin sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para investor untuk membeli Bitcoin dengan 'harga diskon'.
"Investasi itu kan pada dasarnya adalah membeli sesuatu (dalam hal ini adalah kripto) di saat murah, dan menjualnya di saat mahal. Bukan sebaliknya. Sesederhana itu sebenarnya. Nah, mumpung Bitcoin lagi 'murah', sebenarnya para investor bisa memanfaatkan momentum ini," papar dia.
Oscar menyampaikan, setelah membeli Bitcoin dengan harga diskon, investor dapat menyimpan dan menjualnya saat harganya naik atau kembali menembus level tertingginya seperti pada beberapa bulan lalu.
"Bitcoin sempat menembus all time high di level US$60 ribu. Momen beberapa hari terakhir ini juga bisa Kita pergunakan untuk meningkatkan portofolio kita," imbuhnya.
Pada September 2020, harga Bitcoin menyentuh US$11.900,39 per koin atau setara Rp173,75 juta dan sekarang harganya menyentuh di angka US$43.246,39 per koin atau setara Rp615,76 juta. "Hal itu membuktikan bahwa Bitcoin bukanlah investasi jangka pendek," jelas Oscar. (Ant)