Jupiter Sedang Terluka
- Instagram/@simply_telescope
VIVA – Pengamat astronomi dari Brasil Jose Luis Pereira menangkap kilatan terang di Jupiter, planet raksasa di Tata Surya, pada Senin malam, 13 September lalu. Pada hari sebelumnya, Pereira memasang peralatannya di Sao Caetano do Sul, Sao Paulo, Brazil. Seperti malam-malam lainnya, ia ingin memotret Jupiter dan merekam video untuk program bernama DeTeCt.
Cuaca saat itu memang sedang tidak bersahabat. Tapi Pereira bertahan. Ia pun berhasil mengumpulkan serangkaian 25 video Jupiter tanpa jeda waktu, mengutip dari laman Live Science, Rabu, 22 September 2021.
"Yang membuat saya terkejut, dalam video pertama saya melihat cahaya yang berbeda di Planet Jupiter. Tapi saya tidak terlalu mempedulikannya karena saya pikir itu mungkin sesuatu yang terkait dengan parameter. Saya terus menontonnya seperti biasa," kata Pereira.
Ia tidak menghentikan kegiatannya karena khawatir cuaca bertambah buruk. Pereira lalu memasukkan video ke dalam program DeTeCt dan bergegas pergi tidur.
"Saya memeriksa hasilnya hanya pada pagi hari tanggal 14 (September) ketika program mengingatkan saya tentang kemungkinan dampak yang tinggi dan memverifikasi bahwa memang ada rekaman di video pertama malam itu," paparnya.
Pereira kemudian mengirim informasi tersebut ke Marc Delcroix dari French Astronomical Society, yang mengkonfirmasi bahwa Pereira memang merekam insiden yang dialami Jupiter terjadi pada Senin hari itu pukul 18.39 EDT (2239 GMT).
"Bagi saya (rekaman cahaya di Planet Jupiter) itu adalah momen emosi yang luar biasa. Karena, saya sudah mencari catatan peristiwa seperti ini selama bertahun-tahun," jelas dia. Pereira menggunakan teleskop Newtonian 275mm f/5.3 dengan kamera QHY5III462C, ditambah lensa okuler Televue Powermate 5x (f/265) dan filter IRUV.
Jupiter mengorbit dekat dengan sabuk asteroid utama dan memiliki tarikan gravitasi yang kuat sehingga planet itu cukup sering dihantam. Pada Juli 1994 misalnya, pecahan dari Komet Shoemaker-Levy 9 yang menabrak planet rakasasa itu menciptakan luka besar di atmosfer planet itu selama berbulan-bulan.
Bekas luka tersebut membuka jendela langka ke Jupiter di bawah puncak awan dan astronom profesional memanfaatkan momentum itu. Mereka mempelajari lokasi tumbukan dengan berbagai teleskop yang kuat untuk menyempurnakan pemahaman tentang komposisi atmosfer raksasa gas itu.