Dua Spesies Baru Ditemukan di Indonesia
- LIPI
VIVA – Para peneliti Badan Riset dan Inovasi atau BRIN, sebelumnya bernama LIPI, berhasil menemukan dua spesies baru. Keduanya yaitu Cyrtodactylus hamidyi (Cecak Jarilengkung hamidy) dari Kalimantan, serta Microhyla sriwijaya (Katak Kecil Bermulut Sempit) dari Belitung dan Lampung.
Menurut Peneliti Zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense, Awal Riyanto, penemuan cecak jenis baru bermula dari pemeriksaan detail spesimen Cyrtodactylus dari Kalimantan yang tersimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong, Jawa Barat.
Ia juga menuturkan penemuan ini dalam rangka mengungkap diversitas marga Cecak Jarilengkung Indonesia dan upaya memahami biogeografi serta evolusinya. “Saat pemeriksaan spesimen koleksi marga Cecak Jarilengkung dari Kalimantan, kami mengidentifikasi beberapa spesies baru," katanya, seperti dikutip dari situs LIPI, Rabu, 15 September 2021.
Spesies baru yang dimaksud, salah satunya Cyrtodactylus hamidyi. Adapun tiga lainnya sedang dalam finalisasi penulisan manuskripnya. Cyrtodactylus hamidyi semula adalah empat spesimen berlabel Cyrtodactylus baluensis dan telah dikoleksi pada 2011 yang berasal dari Kalimantan Timur.
Riyanto menjelaskan bahwa cecak baru ini mempunyai panjang tubuh hingga 63 milimeter (mm) dengan warna dasar pemukaan tubuh cokelat, memiliki corak semilunar di bagian belakang kepala, semacam garis melintang coklat gelap pada punggung yang dibatasi oleh pola jaringan putih terkadang membentuk garis vertebral.
Ekornya pun memiliki pola melintang cokelat gelap selang seling dengan putih. Sementara 'hamidy' berasal dari peneliti Zoologi BRIN bernama Amir Hamidy. Menurut Riyanto, pemberian nama tersebut memberi makna yang mendalam.
“Nama hamidy kami sematkan sebagai penghormatan dan penghargaan kepada Dr Amir Hamidy salah satu herpetologis Indonesia, atas dedikasinya dalam mengajarkan dan memasyarakatkan herpetologi kepada kaum muda Indonesia, serta kontribusi signifikannya terhadap pengungkapan keanekaaragaman dan konservasi herpetofauna Indonesia," ungkap dia.
Sementara itu, Amir Hamidy juga berhasil menemukan spesies baru Microhyla sriwijaya (Katak Kecil Bermulut Sempit) dari Belitung dan Lampung. Ia menjelaskan nama sriwijaya dipilih untuk diabadikan sebagai nama jenis yang mengacu pada nama kerajaan pemersatu pertama yang mendominasi sebagian besar Kepulauan Melayu.
“Ini berbasis di Sumatera dan mempengaruhi Asia Tenggara antara abad ke-7 dan ke-11," ungkap Amir. Ia menuturkan ciri khas dari spesies baru ini, katak jantan dewasa ukurannya kecil dengan panjang moncong hanya berkisar 12,3 hingga 15,8 mm.
“Katak ini masih merupakan anggota dari Microhyla achatina dan saudara dari Microhyla orientalis. Namun, berdasarkan analisis morfologis, molekuler, dan akustik terdapat perbedaan dan kami mengidentifikasikan katak ini sebagai spesies baru,” tuturnya.
Spesimen katak ditemukan pada 2018 dan 2019 di perkebunan kelapa sawit Belitung dan Lampung di Sumatera bagian tenggara oleh tim herpetologi. Dilihat dari kombinasi karakternya katak jantan lebih kecil dengan ukuran panjang tubuh kurang dari 16 mm.
“Moncongnya tumpul dan bulat, memiliki tanda punggung bewarna coklat kemerahan atau oranye dengan tuberkel kulit yang menonjol,” papar dia. Pulau Sumatera menempati posisi kedua wilayah terluas untuk keanekaragaman spesies Microhyla (M). Hal ini diwakili oleh tujuh dari sembilan spesies Indonesia, yakni M. achatina, M. berdmorei, M. gadjahmadai, M. heymonsi, M. fissipes, M. palmipes, dan M. superciliaris.