Amerika dan China Kejar-kejaran Jadi Penjaga Luar Angkasa

Amerika Serikat (AS) vs China di luar angkasa.
Sumber :
  • The Mirror

VIVA – Perang antariksa antara Amerika Serikat (AS) dan China digambarkan sebagai perang yang tidak mungkin dihindari. Perlombaan senjata galaksi sedang berlangsung. China telah memamerkan teknologi luar angkasanya tahun ini. Terbaru, Tirai Bambu meluncurkan bagian pertama dari stasiun luar angkasa baru miliknya pada April lalu.

Korban Tewas Akibat Gempa Dahsyat di Tibet Mencapai 95 Orang

China juga telah mengumumkan ambisi mereka untuk menginjakkan kaki di Planet Mars pada 2033. Ngototnya Naga Merah berekspansi ke luar angkasa bukanlah hal baru. Ide awalnya berasal dari Mao Zedong, yang bilang bahwa China tidak akan layak menjadi negara adidaya jika tidak bisa meluncurkan kentang ke antariksa.

Analis pertahanan Eugene Gholz mengkhawatirkan konsekuensi politik dari persaingan ini. Ia justru berpikir perang dingin luar angkasa tak terelakkan. Beberapa orang takut bahwa upaya penaklukkan antariksa akan tumpang tindih dengan upaya militer.

Indonesia Gabung ke BRICS, Ekonom: Kini Bisa Lepas dari Pasar AS hingga Eropa

“Pendekatan China yang lebih militeristik terhadap teknologi mungkin berimplikasi pada perlombaan senjata. Ada kemungkinan yang masuk akal bahwa nasionalisme dapat meluas ke dalam pengembangan senjata di luar angkasa," kata dia, seperti dikutip dari situs Daily Star, Selasa, 14 September 2021.

Gholz menjelaskan bahwa pejabat militer AS melihat teknologi pertahanan dan ruang angkasa sebagai dua bidang yang terpisah. Tapi tidak bagi China. Dengan begitu, Amerika seperti ditarik ke dalam perlombaan senjata untuk menjadi penjaga galaksi (the guardian of galaxy).

Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, China Ucapkan Selamat

Ia melanjutkan jika perang antariksa terjadi maka ada risiko kehancuran dalam skala besar. Saat ini AS ada di posisi sempurna karena mempunyai Angkatan Luar Angkasa (US Space Force) yang apabila terjadi perang akan sangat efektif untuk komando komunikasi dan navigasi.

"Perang di luar angkasa tidak seperti film fiksi Star Wars yang penuh aksi. Tidak akan ada Chinese or American Death Stars yang mengambang di langit," ungkap analis pertahanan Rebecca Reesman.

Ia menambahkan jika setiap konflik yang terjadi di luar angkasa akan jauh lebih lambat dan lebih disengaja daripada adegan Star Wars. Hal ini membutuhkan lebih banyak strategi jangka panjang dan penempatan aset militer yang strategis.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Luar Angkasa AS John Raymond memprediksi bahwa China akan menyerang dan menghancurkan aset mereka di luar angkasa. "Saya yakin kalau kemampuan yang mereka kembangkan saat ini akan dipakai untuk menghadapi setiap potensi konflik," katanya, mengingatkan.

Ilustrasi digital nomad.

Menjaring Pasar Digital Nomad

Konsep digital nomad semakin populer sebagai alternatif gaya hidup baru, khususnya pascapandemi Covid-19.

img_title
VIVA.co.id
7 Januari 2025