Thailand Kembangkan Tes COVID-19 Lewat Ketiak

Ilustrasi tes COVID-19.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Para ilmuwan di Thailand telah mengembangkan perangkat baru yang menguji COVID-19 berdasarkan keringat ketiak, bukan swab konvensional yang mengambil sampel melalui hidung atau tenggorokan.

Brigjen Mukti Tegaskan Penangkapan DPO Narkotika di Thailand Tak Ada Kaitan dengan Fredy Pratama

Teknologi baru ini banyak mendapat jempol dari beberapa vendor dj pasar Bangkok. Tes ini diklaim 95 persen akurat, sehingga peneliti berharap perangkat akan mendapatkan persetujuan penuh untuk peluncuran publik setelah pengembangan lebih lanjut.

Jika semuanya berhasil, perangkat berbasis keringat ini diharapkan menjadi alternatif yang sangat populer untuk tes swab COVID-19 yang melibatkan laboratorium yang mahal, mengutip dari situs Mashable SE Asia, Sabtu, 11 September 2021.

Detik-detik Mengerikan Mobil Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Magdeburg Jerman

“Dari sampel, kami menemukan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 mengeluarkan bahan kimia yang sangat berbeda,” kata Chadin Kulsing dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok.

Peneliti menggunakan temuan ini untuk mengembangkan alat guna mendeteksi bau yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dalam keringat pasien COVID-19.

Impor Ilegal Dituding Jadi Biang Kerok PHK Ratusan Ribu Buruh Tekstil, Wamenaker Buka Suara

Cara kerjanya juga cepat dan mudah. Pertama, subjek meletakkan kapas di bawah ketiak mereka selama sekitar 15 menit. Setelah itu swab dimasukkan ke dalam botol kaca dan disterilkan dengan sinar UV.

"Teknisi kemudian mengambil sampel dalam jumlah yang sesuai menggunakan selang hisap, dan menekannya ke dalam alat analisa untuk memeriksa hasilnya," jelas Chadin.

Secara keseluruhan, pengambilan sampel membutuhkan waktu 15 menit dan hasilnya akan siap dalam waktu sekitar 30 detik.

Menurut vendor pasar Bangkok yang menguji perangkat tersebut, mereka mengatakan teknologi ini jauh lebih menyenangkan untuk ditangani saat mereka melakukan pekerjaan mereka.

"Tes keringat ini lebih nyaman karena saya bisa bekerja sambil menunggu hasilnya. Dengan tes PCR, saya harus berada di pusat pengujian, duduk dan menunggu hasilnya, dan itu hanya membuang-buang waktu saya," kata seorang penjual semangka berusia 43 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya