Komputasi Awan Bikin Kerja Karyawan Jadi Fleksibel
- Digital Canada
VIVA – Komputasi awan atau cloud diprediksi bakal berkembang pesat sehingga mampu mendorong tranformasi digital di Indonesia dengan lebih baik. Teknologi ini dinilai berperan penting dalam akselerasi transformasi digital Indonesia dan perkembangannya sangat membantu dalam memajukan perekonomian digital nasional.
Dengan adanya inisiatif yang dilakukan untuk mendorong industri-industri tradisional bermigrasi ke inovasi teknologi digital seperti cloud, selain bisa mendorong transformasi digital, juga bisa meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia menjadi talenta digital yang lebih kompeten.
Teknologi komputasi awan telah hadir sejak 2005 dan memicu antusiasme pelaku bisnis untuk mengakselerasi perusahaan dengan bantuan teknologi informasi. The National Institute of Standards and Technology atau NIST menjelaskan komputasi awan sebagai sebuah model bayar sesuai penggunaan (pay per use) dalam menggunakan sumber daya komputasi, seperti server, jaringan, data, hingga penyimpanan.
Sumber daya tersebut kemudian tersedia dan dapat diakses dengan mudah lewat basis 'awan' atau internet. Teknologi tersebut, secara sadar atau tidak, sebenarnya kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika menyimpan file dalam Google drive.
Dokumen atau file yang disimpan itu secara langsung telah masuk ke dalam 'awan' yang dibuat oleh pengguna. Pengguna lalu dapat secara bebas mengakses, menambahkan, hingga membagikan 'awan' tersebut sesuai keinginan.
Teknologi komputasi awan kini menjadi alternatif yang berkembang di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di tengah kondisi pandemi COVID-19. Salah satunya Dafam untuk mengoperasikan pengelolaan manajemen hotel. Hal ini merupakan salah satu strategi mereka dalam menghadapi era digital.
"Penggunaan teknologi cloud bertujuan untuk mengefisienkan kinerja perusahaan serta meningkatkan fleksibilitas kerja karyawan. Tim kami dapat mengoperasikan sistem pengelolaan hotel dari mana saja selama terakses oleh internet," kata Kepala Eksekutif Dafam Andhy Irawan, Rabu, 1 September 2021.
Untuk itu, Dafam menunjuk PT Jawara Solusi Nusantara (JAWS) sebagai unit bisnis digital perusahaan supaya mampu berkoordinasi untuk mentransformasikan sistem pengelolaan hotel agar dapat diakses di mana saja dan kapan saja.
“Saat ini kami sudah mengintegrasikan sistem monitoring operasional 15 dari 24 hotel yang dikelola Dafam. Rencananya, pada akhir tahun 2021 kami targetkan selesai,” ungkap Direktur JAWS Rizki T Susetiadi.