Lusinan Lubang Hitam Jahat Wara-wiri, Gimana Nasib Bumi?

Lubang hitam atau black hole.
Sumber :
  • Russia Today

VIVA – Para peneliti dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa lubang hitam (black hole) menjadi liar ketika galaksi induknya bertabrakan dengan galaksi lain yang ukurannya lebih besar. Penemuan ini berdasarkan hasil simulasi pembentukan dan pergerakan lubang hitam supermasif selama miliaran tahun evolusi universal.

AI Membawa Dampak Negatif bagi Bumi

Mereka melakukannya dengan menjalankan serangkaian simulasi kosmologis yang disebut Romulus, yakni melacak jalur lubang hitam yang mengembara. Pada awal setiap simulasi, lubang hitam supermasif diunggulkan berdasarkan kondisi gas lokal dan kehangatan.

Dari simulasi itu diketahui bahwa lubang hitam mengembara dengan massa sekitar satu juta kali massa Matahari. Semakin besar galaksi maka semakin banyak lubang hitam yang mengembara yang mungkin diambil oleh gugus galaksi yang berpotensi menampung ribuan lubang hitam.

Beyond the Horizon: 10 Misteri Alam Semesta yang Tak Terbatas

"Jangan khawatir. Kemungkinan menemukan lubang hitam supermasif yang berkeliaran semakin kecil," kata Astrofisikawan Angelo Ricarte, seperti dikutip dari situs Express, Rabu, 1 September 2021.

Menurutnya ruang angkasa begitu luas sehingga ketika dua galaksi yang berisi ratusan miliar bintang bergabung bersama maka bintang-bintang mereka tidak akan bertabrakan. Bukti dari pengamatan menunjukkan bahwa hampir setiap galaksi besar memiliki lubang hitam supermasif di pusat galaksi.

Percaya atau Tidak, 10 Ras Alien Ini Pernah Berhubungan dengan Bumi 

Lubang hitam supermasif adalah area yang sangat padat di pusat galaksi dengan massa yang bisa miliaran kali lipat dari Matahari. Mereka bertindak sebagai jangkar untuk massa gas, debu, bintang, planet-planet termasuk Bumi, dan benda lain yang berputar-putar di sekitar mereka.

Tapi untungnya, lanjut Angelo, sebagian besar lubang hitam jahat akhirnya bergabung dengan lubang hitam supermasif di pusat galaksi baru. Artinya, yang tersisa cenderung berada jauh di lingkaran galaksi, bahkan sangat jauh dari Tata Surya.

"Jika benar-benar ada lubang hitam supermasif di sekitar kita maka akan dapat mendeteksi keberadaannya dari gerakan bintang-bintang terdekat," tuturnya. Jumlah lubang hitam yang berkeliaran di galaksi tertentu cenderung meningkat secara linier dengan massa galaksi.

Bima Sakti kemungkinan memiliki sekitar 12 lubang hitam atau black hole. Akan tetapi, galaksi dan gugus bintang lain yang lebih besar kemungkinan mengandung lebih banyak lagi lubang hitam.

Planet Bumi.

Bumi Ternyata Miring

Bumi telah miring 31,5 inci (0,089 meter) akibat pemompaan air tanah.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024