Berlian Langka Terbentuk dari Sisa-sisa Makhluk Hidup
- www.pixabay.com/DWilliams
VIVA – Manusia diketahui sangat tertarik dengan potongan karbon yang berkilauan atau yang kerap kita kenal dengan nama berlian. Meski begitu, masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana berlian terbentuk jauh di dalam perut Bumi.
Penelitian baru telah menemukan bahwa dua jenis berlian langka yang berbeda memiliki cerita asal yang sama, yaitu terbentuk dari daur ulang organisme yang pernah hidup lebih dari 400 kilometer (250 mil) di bawah permukaan.
Ada tiga jenis berlian alami. Yang pertama adalah berlian litosfer, yang terbentuk di lapisan litosfer sekitar 150 hingga 250 kilometer di bawah permukaan Bumi. Ini adalah yang paling umum, dan jenis berlian yang kerap ditemukan di cincin pertunangan.
Lalu, ada dua jenis yang lebih langka, ialah berlian benua samudera dan super dalam. Berlian samudera ditemukan di batuan samudera, sedangkan berlian kontinental dalam adalah yang terbentuk antara 300 hingga 1.000 kilometer (186 dan 621 mil) di bawah permukaan bumi.
Berlian benua samudera dan super dalam tampak sangat berbeda. Variasi isotop karbon itu dapat digunakan untuk menentukan apakah karbon memiliki asal organik atau anorganik. Peneliti masa lalu telah mengatakan bahwa berlian kelautan awalnya terbentuk dari karbon organik yang dulunya makhluk hidup.Â
Sementara berlian kontinental super dalam memiliki jumlah isotop karbon yang sangat bervariasi. Sulit untuk mengatakan apakah mereka terbuat dari karbon organik atau bukan, dikutip dari situs Science Alert, Minggu, 29 Agustus 2021.
Namun dalam makalah baru yang dipimpin oleh ahli geologi Curtin University Luc Doucet, tim menemukan bahwa inti berlian benua super dalam memiliki komposisi 13 C yang serupa. Artinya berlian samudera juga mengandung sisa-sisa makhluk yang pernah hidup.
"Penelitian ini menemukan bahwa 'mesin' Bumi sebenarnya mengubah karbon organik menjadi berlian di kedalaman ratusan kilometer di bawah permukaan," kata Doucet.
Batuan yang menggelembung dari mantel bumi yang lebih dalam, yang disebut mantel bulu membawa berlian kembali ke permukaan Bumi melalui letusan gunung berapi, yang kemudian diolah oleh manusia sebagai batu permata.