Pantang Mati Akal Cari Alien Meski Tak Kunjung Ketemu
- Unsplash
VIVA – Alien dianggap makhluk cerdas selain manusia yang ada di Bumi sedang diburu ilmuwan seantero jagat. Mereka mencari di setiap sudut Tata Surya, seperti Planet Mars dan Venus yang dekat dengan Bumi, exoplanet, Bulan, bahkan area-area ekstrem seperti black hole atau lubang hitam. Tapi satu pun belum menemukan titik terang.
Meski begitu, para ilmuwan tidak mati akal. Mereka pantang menyerah memburu alien. Berikut ini adalah daftar pencarian alien yang dilakukan ilmuwan, berdasarkan data yang diolah VIVA Tekno, Kamis, 26 Agustus 2021.
Lubang hitam
Tim peneliti yang dipimpin oleh astronom Tiger Yu-Yang Hsiao dari Universitas Nasional Tsing Hua, China, sedang mencari bukti megastruktur yang dikenal sebagai bola Dyson. Ini dianggap sebagai struktur buatan yang mencakup bintang dan menangkap sebagian besar output dayanya.
Kemudian, para ilmuwan mengusulkan untuk mencari inverse Dyson sphere (IDS) yang menyedot daya dari lubang hitam. Secara keseluruhan, lubang hitam atau black hole bisa menjadi sumber yang menjanjikan dan lebih efisien daripada bintang deret utama.
Di antara bintang-bintang
Fisikawan kuantum dari Imperial College London bernama Terry Rudolph, mendalilkan bahwa makhluk luar angkasa telah membuat komunikasi mereka hampir sama formatnya dengan radiasi termal yang dipancarkan oleh bintang-bintang.
Alien dapat mengirim pesan dengan menjerat foton di bintang yang terpisah, mengubah cahaya yang dipancarkan oleh satu bintang dengan mengganggu bintang lain, dan penerima pesan tersebut hanya perlu mengamati bintang kedua menggunakan optik linier untuk mengumpulkan isi surat wasiat.
Bulan Saturnus
Aliran metana yang ada di bawah permukaan laut di bulan Saturnus, Enceladus, kemungkinan merupakan tanda adanya kehidupan. Pada tahun 2005, pengorbit NASA Cassini Saturn menemukan geyser yang meledakkan partikel es ke luar angkasa dari rekahan 'garis harimau' di dekat Kutub Selatan Enceladus.
Bahan itu diperkirakan berasal dari lautan besar yang mengalir di bawah cangkang es bulan. Tidak sekedar air es. Selama penerbangan jarak dekat dengan Enceladus yang memiliki lebar 313 mil (504 kilometer), Cassini juga melihat banyak senyawa lain, misalnya dihidrogen (H2) dan berbagai senyawa organik yang mengandung karbon, termasuk metana (CH4).
Bumi
Peneliti menyarankan untuk meneliti planet kita sendiri, mengamati Bumi dari Tata Surya lain, sama seperti saat meneliti exoplanet dari Bumi. Cara ini mungkin akan meningkatkan peluang untuk mendeteksi organisme asing di dunia yang jauh.
Tidak ada yang tahu apakah dunia itu menampung kehidupan atau tidak. Tetapi jika para ilmuwan mengintip ke Bumi menggunakan metode transit, mereka kemungkinan akan menemukan tanda-tanda planet yang memiliki kehidupan.
Setelah tanda tersebut diidentifikasi dari hasil pengamatan Bumi, para ahli dapat mencari petunjuk yang sama di exoplanet. Para ilmuwan baru-baru ini menggambarkan pendekatan ini sebagai konsep misi yang disebut Earth Transit Observer (ETO).
Profesor Harvard, Avi Loeb, yakin bahwa benda aneh berbentuk cerutu yang dikenal sebagai Oumuamua adalah wahana alien atau sepotong sampah luar angkasa alien. Tapi klaimnya sebagian besar ditolak oleh sesama ilmuwan.
Dalam sebuah wawancara, Loeb membahas semua poin utama dari argumennya. Banyak hal yang tidak dapat dijelaskan tentang Oumuamua, menjadi bukti potensial bahwa itu bukan hanya sekadar batu atau batu bata es.