Intip Teknologi BPPT, Ada Modifikasi Cuaca hingga Tanda Tangan Digital
- BPPT
VIVA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT fokus pada delapan bidang teknologi tahun ini yang diarahkan untuk peningkatan kemandirian dan daya saing. Mulai dari pertahanan hingga energi.
"Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan inovasi dijadikan sebagai arus utama pembangunan sebagai penghela pertumbuhan ekonomi," kata Kepala BPPT Hammam Riza, Selasa, 24 Agustus 2021.
Ke delapan bidang teknologi tersebut adalah kebencanaan, kemaritiman, kesehatan dan pangan, pertahanan dan keamanan, rekayasa keteknikan, transportasi, energi, serta teknologi informasi dan elektronika.
"Pengembangan teknologi ini sekaligus menjalankan tujuh peran, yaitu tiga peran dalam pengkajian teknologi yang meliputi perekayasaan (engineering), kliring teknologi dan audit tekonologi. Empat peran lainnya adalah intermediasi teknologi, difusi atau diseminasi teknologi, alih teknologi dan komersialisasi atau hilirisasi teknologi," jelasnya.
Menurut Hammam, lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) merupakan tonggak sejarah baru dalam konteks pembangunan iptek dan inovasi di Indonesia.
Sebagai lembaga pengkajian dan penerapan, sesuai dengan amanah UU Sisnas Iptek, BPPT memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan inovasi serta mendorong keberhasilan penerapannya.
Ia mencontohkan, BPPT telah memproduksi bahan semai berjenis flare yang digunakan untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
TMC berbasis flare adalah teknik terkini dalam penyemaian awan di mana pelepasan partikel kimia ke dalam awan dilakukan dengan cara flare atau suar. Flare adalah bahan semai yang bersifat higroskopis terbuat dari bahan NaCl dan CaCl2.
Selain itu, fokus transformasi digital terus digencarkan melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). BPPT telah mengembangkan i-Otentik, suatu tanda tangan digital yang bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat melalui situs govca.id.
Hammam menilai pandemi COVID-19 mendorong masyarakat untuk mengadaptasi teknologi dengan cepat. Misalnya belajar dan bekerja dari rumah, hingga tanda tangan digital. Ia menyebut penggunaan tanda tangan digital merupakan implementasi teknologi digital secara penuh. Proses tanda tangan manual pun dikurangi secara progresif.
"Pemanfaat teknologi informasi dalam sosialisasi SPBE juga turut diterapkan dalam pelaksanaan pemilihan umum (pemilu)," ungkap Hammam. Melalui inovasi pemilu elektronik atau e-Pemilu, BPPT telah menyediakan layanan terintegrasi.
"Mulai dari verifikasi database pemilih menggunakan KTP elektronik dan data sidik jari, pemilihan suara dalam bentuk digital yang dapat menghitung jumlah suara sah secara tepat (real-time), hingga rekapitulasi suara yang langsung terkirim ke Pusat Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) ketika waktu pemilihan dinyatakan selesai," tutur dia.