Jangan Mudah Termakan Hoax

Ilustrasi hoax.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo sejak awal tahun ini mengkategorikan informasi bahaya BPA (Bisphenol A) dalam kemasan galon polikarbonat (PC) masuk kategori Hoax jenis Disinformasi.

Literasi untuk Masyarakat Menengah ke Bawah Masih Jadi Tantangan

Saat ini ada dua jenis kemasan air yang diperbolehkan beredar di pasaran oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yaitu kemasan plastik PET (Poly Ethylene Terephtalat) dan PC.

Meski begitu, masih banyak beredar hoax tentang BPA yang tidak sesuai dengan pernyataan BPOM. Padahal, pemerintah sudah menetapkan bahwa kemasan plastik PET maupun PC aman untuk digunakan sebagai kemasan pangan.

Apindo Apresiasi Rencana Pemerintah Tunda PPN 12 Persen

Dokter Spesialis Anak, Farabi El Fouz, secara tegas meminta masyarakat untuk percaya BPOM. Menurutnya, selama kemasan makanan dan minuman yang digunakan sesuai anjuran BPOM, termasuk air kemasan galon guna ulang, masyarakat tidak perlu khawatir karena dijamin keamanannya.

“Saya sendiri juga mengkonsumsi air kemasan galon guna ulang. Intinya, saya mendukung apa yang sudah disampaikan BPOM. Kalau mereka (BPOM) bilang (air kemasan galon guna ulang) aman, ya, sudah jaminan mutu pasti aman. Karena, BPOM punya alat yang lebih canggih dan ahlinya juga banyak," ungkapnya, Minggu, 22 Agustus 2021.

Hari Ini Pilkada 2024 Digelar Secara Serentak, Warganet Bagikan Momen Nyoblos

Soal hoax BPA dalam kemasan pangan, ia lagi-lagi mengingatkan supaya masyarakat juga mengetahui mengenai tata cara penggunaannya. Sebagai contoh, kemasan tertentu tidak boleh dimasukkan ke dalam suhu yang terlalu tinggi seperti microwave.

“Di sinilah pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar mereka benar-benar paham mengenai tata cara yang baik dan benar penggunaan kemasan pangan plastik yang ada di pasaran. Sosialisasi ini harus dilakukan semua pihak, termasuk BPOM," tutur dia.

Sementara itu, pakar polimer dan plastik ITB Ahmad Zainal menegaskan dalam proses pembuatan kemasan plastik memang menggunakan aneka bahan kimia berbasis minyak bumi, namun ketika monomer atau komponen bahan plastik tersebut telah menjadi polimer (ikatan) plastik maka sifatnya telah berubah.

“Plastik bersifat inert, tidak bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Itulah alasan kenapa plastik banyak digunakan sebagai kemasan pangan plastik. Karena bisa melindungi kualitas dan rasa makanan di dalamnya. Setiap kemasan plastik ada potensi migrasi ke dalam makanan. Makanya, BPOM mengatur tingkat migrasi kemasan yang diperbolehkan agar tidak sampai mengganggu kesehatan," jelas Zainal.

Ditjen Pemdes Kemendagri Beri Pelatihan Aparatur Desa

Tingkatkan Kemampuan, Kemendagri Beri Pelatihan ke 80 Ribu Aparatur Desa

Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa, Ditjen Pemdes Kemendagri, memberikan pelatihan kepada 80 ribu aparatur desa, secara online secara bersamaan seluruh Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024