China dan Rusia Bentrok di Luar Angkasa

Sampah antariksa.
Sumber :
  • Defense One

VIVA – Satelit Militer China Yunhai 1-02 bertabrakan dengan Roket Zenit-2 milik Rusia di orbit Bumi. Peristiwa itu terjadi pada Maret 2021 yang dikonfirmasi oleh Skuadron Pengendali Antariksa 18 (18SPCS) Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Force).

Profil 3 Kapal Perang Rusia Pembawa Rudal Kayak, Latihan Tempur Bersama TNI AL

Menurut Ahli Astrofisika dan Pelacak Satelit, Jonathan McDowell, satelit militer yang diluncurkan pada September 2019 itu pecah dan meledak di luar angkasa. Meski begitu, tidak jelas apakah Yunhai 1-02 China mengalami suatu kegagalan yang menyebabkan ledakan dalam sistem propulsinya, atau memang bertabrakan dengan roket milik Rusia.

Sementara Zenit-2 merupakan roket yang meluncurkan satelit mata-mata Tselina-2 negeri bekas Uni Soviet tersebut pada September 1996. Namun, McDowell menyebut kemungkinan besar ledakan disebabkan oleh nomor dua atau tabrakan.

Trump atau Harris, Siapa yang Akan Lebih Menguntungkan bagi Tiongkok?

Hal ini berdasarkan pada pengamatan dirinya bersama para ilmuwan di Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). McDowell melihat pembaruan di katalog space-track.org, yang disediakan oleh 18SPCS untuk pengguna terdaftar.

"Pembaruan termasuk catatan untuk objek 48078, 1996-051Q: Bertabrakan dengan satelit. Ini adalah jenis entri baru yang mana komentar seperti ini belum pernah terlihat pada satelit lain," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Space, Kamis, 19 Agustus 2021.

Ukraina Klaim Gempur Pasukan Korea Utara di Perbatasan Rusia

Ia lalu menyelami data pelacakan untuk mempelajari lebih lanjut. Alhasil, McDowell menemukan bahwa Object 48078 adalah kepingan kecil sampah antariksa, yang kemungkinan besar potongan puingnya memiliki lebar antara 4 hingga 20 inchi. Benar saja. Sampah antariksa itu berasal dari Roket Zenit-2 milik Rusia.

"Delapan potongan puing yang berasal dari Roket Zenit-2 sudah dilacak selama bertahun-tahun. Tapi, Object 48078 hanya memiliki satu set data orbit yang dikumpulkan pada bulan Maret tahun ini," jelas dia.

McDowell sangat meyakini bahwa Yunhai 1-02 China menjadi kemungkinan objek yang ditabrak. Data menunjukkan bahwa satelit itu telah menjadi korban. Yunhai 1-02 dan Object 48078 melintas dalam jarak 0,6 mil (1 kilometer) pada 18 Maret 2021 pukul 03.41 EDT, tepat setelah 18SPCS melaporkan satelit militer China itu pecah.

Hingga saat ini ada 37 objek puing yang ditimbulkan oleh tabrakan tersebut dan kemungkinan ada puing lain yang tidak terlacak. Meskipun mengalami kerusakan, Yunhai 1-02 tampaknya selamat dari bentrokan yang terjadi di ketinggian 485 mil (780 kilometer).

Kegiatan produksi Tisu Nano.

Tisu Mice Berubah Jadi Nano, Intip Strategi Azkia Diva Hadapi Gempuran Banjirnya Produk China

Produsen produk tisu, PT Azkia Diva Nusantara menegaskan komitmennya fokus untuk memenuhi pasar lokal Indonesia dan untuk membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas.

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024